Gudeg.net- Jumat (12/11) sore suasana Candi Prambanan berbeda dari biasanya. Suara tetabuhan dan gending Jawa terdengar sayup-sayup dari bagian tengah zona I Candi Prambanan.
Sesekali bunyi kemerincing suara lonceng dari Pandita (pendeta umat Hindu) pun terdengar bersahutan dengan rapalan doa-doa yang dipanjatkan.
Puluhan umat Hindu saling berjaga jarak duduk bersila sambil berdoa mengikuti pandita menghadap ke Candi Siwa yang merupakan candi terbesar dari kompleks Candi Prambanan.
Walau pun di tengah pandemi, sore ini umat Hindu DIY dan daerah sekitarnya melaksanakan ritual penyucian di Candi Prambanan yang disebut dengan Upacara Abhiseka Siwarga.
Abhiseka merupakan upacara penyucian sekaligus memperingati diresmikannya Candi Prambanan oleh Rakai Pikatan Dyah Seladu pada Wualung Gunung Sang Wiku atau 12 November 856 Masehi.
“Menurut agama Hindu, Abhiseka adalah ritual penyucian peninggalan leluhur Jawa , dalam hal ini adalah Candi Prambanan yang kini berusia 1.165 tahun,” ujar Pandita Romo Wiku Satya Darma Telaga di lokasi upacara, di hari yang sama.
Ia menjelaskan, ritual ini tidak hanya untuk benda atau material namun juga bisa sebagai simbol penyucian diri terhadap dunia dan spritual.
“Apabila umat melakukan Abhiseka maka akan menemukan diri kita sendiri sebagai orang yang paling sempurna,” jelasnya.
Ritual yang dimulai pada pukul 16.00 WIB ini diawali dengan arakan umat membawa sesaji dan ogoh-ogoh berbentuk burung.
Semua dibawa menuju pelataran Candi Siwa tempat lokasi utama ritual. Terdapat dua pandita yang memimpin ritual Abhiseka.
Setelah doa-doa dipanjatkan, upacara dilanjutkan dengan melakukan penyucian kompleks Candi Prambanan. Semua candi didatangi untuk didoakan dan dicipratkan air suci dengan menggunakan pelepah pohon kelapa dan ilanjutkan dengan prosesi pradaksina atau berjalan mengelilingi kompleks candi.
Romo Wiku mengungkapkan, penyucian candi merupakan cara memuliakan Candi Prambanan, menjaga dan meningkatkan kespiritualannya agar tetap lestari.
“Sehingga dapat menjaga Sradha Bhakti Umat Hindu yang berarti ajaran Hindu telah ada sejak zaman dahulu kala dan akan terus ada dimasa depan untuk kedamaian dunia,” ungkapnya.
Sebagai informasi, ritual Abhiseka Siwarga Candi Prambanan ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2019 dan hari ini adalah untuk yang ketiga kalinya. Ritual ini tidak terbuka untuk umum dan digelar dengan protokol kesehatan yang ketat.
Kirim Komentar