Gudeg.net- Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meresmikan Indikasi Geografis Gebyar Batik Nitik DIY yang merupakan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Selasa (23/11). Peresmian ini berlangsung di Balai Desa Trimulyo, Jetis, Bantul. Hal ini dilakukan karena Batik Nitik berperan penting dalam pengembangan karya budaya batik di DIY.
Batik Nitik merupakan jenis batik tulis dengan motif ribuan titik-titik yang berasal dari Dusun Kembangsongo, Kabupaten Bantul. Batik ini juga merupakan salah satu motif batik tertua di lingkungan Keraton Yogyakarta.
Selain itu, batik ini mengadaptasi dari anyaman kain tenun Patola India, sejenis kain cindé atau kain berbahan sutera dengan motif bunga dari Gujarat, India.
Batik Nitik telah ada sejak tahun 1600, di mana saat itu bangsa Belanda memonopoli penjualan kain cinde sehingga harga jualnya berlipat ganda.
Saat itulah kaum perempuan Jawa menginisasi gerakan membuat kain batik dengan motif Patola sebagai substitusi produk impor kain Patola India.
Gubernur DIY Sri Sultan mengatakan, Batik Nitik juga sebagai simbol sejarah perjuangan melawan politik monopoli dagang dan kebijakan impor oleh Belanda.
“Selayaknya kita syukuri bahwa di masa serba modern ini, eksistensi Batik Nitik justru semakin menguat dengan lahirnya Paguyuban Sekar Nitik di Kembangsongo, Jetis, Bantul,” ujar Sri Sultan seperti dikutip dari laman resmi Pemerintah Daerah (Pemda) DIY di www.jogjaprov.go.id , Rabu (24/11).
“Paguyuban ini memilih proses batik tradisional, dengan tetap mempertahankan skema padat karya agar terbuka peluang kerja yang lebih luas bagi kaum perempuan di sekitarnya,” tambah Ngarsa Dalem.
Batik Nitik menurut Sultan, menyiratkan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan alam semesta karena melukiskan jati diri manusia sebagai makhluk sosial.
Dari sisi potensi pengembangan kreativitas dan seni, Batik Nitik berperan penting dalam pengembangan karya budaya batik di DIY dan mampu melahirkan kreasi-kreasi baru yang lahir dari kreativitas pembatik.
Sultan berharap, Batik Nitik dapat menjadi simbol untuk masuk ke ranah bisnis namun diperlukan juga konsep aktualisasi, mulai dari promosi, sosialisasi dan diversifikasi produk.
“Pemda DIY akan terus mendukung perkembangan Batik Tulis Nitik sebagai produk asli daerah yang berkarakter, berkualitas dan pada akhirnya mempunyai reputasi secara nasional dan global,” ucapnya.
Gebyar Batik Nitik DIY juga dihadiri oleh Bupati Bantul Abdul Halim Muslich, Plt. Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Aris Riyanto, Ibu Wagub DIY KGBRAA Paku Alam, Pembina Paguyuban Batik Nitik dan seniman Didi Ninik Thowok.
Kirim Komentar