Gudeg.net - Festival Film Dokumenter 2021 resmi ditutup secara luring pada Jumat (26/11) di Kedai Kebun Forum, dan disiarkan langsung melalui website. Meskipun demikian, film-film dalam Festival Film Dokumenter 2021 masih dapat diakses hingga 5 Desember 2021 melalui platform daring: website ffd.or.id dan Bioskop Online.
Festival yang telah diselenggarakan selama 20 tahun ini menggarisbawahi gagasan terkait keberdayaan dan kegigihan dalam mengkerangkai program-program yang hadir mewarnai penyelenggaraan festival di tahun ini.
Sejak 22 November lalu, sebanyak 65 film dari 24 negara telah dihadirkan dalam lima program pemutaran: Kompetisi, Lanskap, Perspektif, Spektrum, dan Retrospektif: Chris Marker, serta dalam tiga agenda diskusi dan sebuah lokakarya. Kerangka tersebut disusun sebagai upaya untuk mempertahankan festival sebagai ruang yang berfungsi sebagai ruang distribusi dan apresiasi dokumenter, sekaligus sebagai ruang untuk bertukar gagasan, baik dalam praktik maupun pemahaman atas dokumenter.
“Tahun ini FFD menerima 225 film dari berbagai negara, dan 157 film masuk dalam submisi program Kompetisi. Jumlah ini terbilang turun dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi COVID-19 juga memberikan dampak pada produksi film, baik di Indonesia maupun negara lain. Meski demikian, kualitasnya tetap mengesankan,” jelas Anita Reza Zein, Koordinator Program FFD 2021 dalam keterangan tertulis yang diterima Gudegnet di hari yang sama.
Pada sore penutupan ini, diumumkan juga masing-masing pemenang dari program Kompetisi yang menerima penghargaan sebagai film dokumenter terbaik. FFD dan para juri memberikan perhatian khusus pada kemunculan film dokumenter dengan perspektif, gaya bercerita, maupun pendekatan yang beragam.
Berikut adalah pemenang per kategori dari program Kompetisi Festival Film Dokumenter 2021:
1. Best Student Documentary
Pelebon Ring Pandemi, sutradara: Ida Bagus Adi Raditya Pratiyaksa
2. Best Short Documentary
Sebuah Surat untuk Istriku, sutradara: Muhamad Ardan Ar'razaq
3. Special Mention Short Documentary
Masa Mengenang, sutradara: Sazkia Noor Anggraini
4. Best Indonesia Feature-Length Documentary
The Enigma of HeDonism, sutradara: Wimo Ambala Bayang
5. Best International Feature-Length Documentary
A Rifle and a Bag, sutradara: Arya Rothe, Cristina Hanes, and Isabella Rinaldi
6. Special Mention International Feature-Length Documentary
As I Want, sutradara: Samaher Alqadi
“Meskipun perubahan-perubahan terus terjadi dan memengaruhi pertemuan fisik, cara presentasi, serta siasat pengelolaan festival, pada dasarnya kesemua hal tersebut tidak lain hanya persoalan strategi belaka. Prinsip dasar yang kami junjung sebagai sebuah festival yang membuka ruang pertemuan bagi pegiat, penikmat, pengamat, dan pendukung dokumenter adalah yang utama dan tidak pernah berubah. Dan semangat ini kami harap tidak akan pernah luntur,“ kata Direktur FFD 2021 Kurnia Yudha.
Untuk menutup penyelenggaraan Festival Film Dokumenter, FFD 2021 menghadirkan film “People on Sunday” (2020) garapan Tulapop Saenjaroen. Lebih lanjut dijelaskan, film ini memberikan pernyataan penting terkait bagaimana kita bisa melihat dan memahami kerja-kerja, baik yang bersifat material maupun imaterial, dan di dalam konteks film ini adalah kerja di ranah filmmaking. Dengan menghadirkan eksperimentasi pada gaya dan bentuknya, film ini memberikan pengalaman yang menarik untuk disimak.
Kirim Komentar