Pendidikan

Mahasiswa UNY Olah Limbah Tempe untuk Suburkan Tanaman

Oleh : Wirawan Kuncorojati / Kamis, 09 Desember 2021 21:16
Mahasiswa UNY Olah Limbah Tempe untuk Suburkan Tanaman
UNY - Dok. Gudegnet

Gudeg.net - Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA Fakultas MIPA UNY Nastiti Estiningtyas mengolah limbah pembuatan tempe untuk menyuburkan tanaman.

Seperti diketahui, tempe merupakan makanan keseharian masyarakat Indonesia. Tempe dapat diolah menjadi berbagai masakan sesuai selera. Selain itu, tempe juga mengandung gizi dan memiliki harga terjangkau.

Di sisi lain, proses pembuatan tempe juga menghasilkan limbah yang mengeluarkan bau tak sedap. Limbah air cucian, rebusan dan rendaman kacang kedelai dapat mengotori saluran air di sekitar rumah. 

Dari satu kali proses pembuatan tempe, bisa menghasilkan kira-kira 5 liter air rebusan kacang kedelai. Air rebusan kedelai memiliki warna kuning kecoklatan dan berbuih putih. 

Dalam limbah cair rebusan kedelai terdapat kandungan unsur hara Phosphor (P), Nitrogen (N) dan Kalium (K) yang sangat dibutuhkan untuk laju pertumbuhan tanaman. 

Menurut Nastiti, air rebusan olahan kedelai mengandung 0,11% karbohidrat, 0,42% protein, 0,13% lemak, 4,55% besi, 1,74% fosfor dan 98,8% air. 

“Ampas tempe yang sudah kering dapat dijadikan campuran makanan unggas peliharaan seperti ayam,” katanya seperti dilansir oleh laman uny.ac.id, Kamis (9/12). 

Bahan yang dibutuhkan adalah air bekas rendaman tempe, gula jawa dan botol bekas. "Air rebusan kedelai yang didapat dari merebus kacang kedelai selama 4 jam, dikumpulkan dan dicampurkan dengan gula merah sehingga nantinya bisa menjadi mikroorganisme lokal (MOL) mengandung unsur hara makro, mikro, dan mikroorganisme yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, agen pengendali hama serta penyakit tanaman sehingga baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan pestisida organik," paparnya.

Lebih lanjut ia menerangkan, proses pembuatan MOL dari rebusan kedelai diawali dengan mencampur 5 liter air rebusan kedelai dengan ¼ kg gula merah. Campuran tersebut kemudian difermentasi selama 14 hari dengan tetap diaduk atau dikocok setiap harinya, dengan wadah fermentasi dibuka agar wadah tidak menggembung. 

"MOL yang sudah jadi, dapat langsung diaplikasikan pada tanaman dengan cara mencampur 1 liter MOL dengan air sebanyak 10 liter lalu diaduk rata dan kemudian siramkan pada sekitar tanaman yang ada. Selain itu MOL juga bisa digunakan untuk membuat pupuk organik," terangnya.

Kegiatan ini dilakukan di Desa Sendangrejo, Minggir, Sleman sebagai salah satu program KKN UNY. Nastiti berharap, dengan pengetahuan tentang pengolahan limbah tempe ini masyarakat dapat meminimalisasi polusi lingkungan dan memanfaatkan limbah dengan baik.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    SWADESI ADHILOKA

    SWADESI ADHILOKA

    Handayani FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini