Gudeg.net - Sumonar 2021 yang diselenggarakan 6-12 Desember lalu menyedot antusiasme pengunjung meski masih dalam situasi pandemi.
Acara yang digelar di JNM tersebut dikunjungi 150 sampai 200 orang per hari. Protokol kesehatan diterapkan dengan 3M serta sistem registrasi bagi pengunjung.
Menurut Kurator event ini Ignatia Nilu, selain jumlah pengunjung, antusiasme pengunjung juga terlihat dari berbagai generasi yang datang menyaksikan pameran dan pertunjukan video mapping.
“Dalam Sumonar 2021, mereka bisa melihat keragaman video, tidak hanya komputer grafik, tetapi metode coding, AI, sampai yang berkaitan dengan teknologi software atau hardware-nya,” ujarnya, Minggu (12/12).
Lebih lanjut dijelaskan, tema Spectrum Optica berkaitan dengan perhelatan tahun sebelumnya yang mengusung tema Mantra Lumina.
Keterkaitan kedua tema ini dengan kondisi sosial masyarakat sekarang adalah di tengah melambatnya dunia akibat pandemi Covid-19, acara ini menjadi pernyataan sikap untuk menyinari ruang kreatif.
Masih menurut Nilu, JNM yang menjadi lokasi acara menghadirkan keragaman cahaya yang diproyeksikan pada bidang nyata maupun rekaan, termasuk sebaran cahaya di dalam ruang.
Keberadaan cahaya ini menimpali gagasan yang sudah ada menjadi imajinasi atau gagasan baru. Pertunjukan seni cahaya ini ingin bercerita melalui perspektif yang berbeda.
Sederet acara digelar sepanjang pelaksanaan acara ini, seperti talkshow serta workshop bersama Epson. Event tersebut juga merespons gelombang besar crypto art di dunia Non Fungible Token (NFT).
Acara ini ditutup dengan pertunjukan video mapping dari sederet seniman, seperti JVMP x Tempa, Lling-Lling, LZY Visual xColdiac, Modar, dan Sembilan Matahari. Selain itu open call artist menampilkan Dan X Jun, Dejava Films, Gideon Sirait, Grasshopper, Hamzah Taymiyah Alharoni, Indria Dewani, Kery Utomo, Patrick Hartono, Polybrush, Rikatpri, Rizky Gavin Mahendra, Sara Bonaventura, dan Wivisual.
Sebagai informasi, event ini pertama kali diselenggarakan pada 2018 dengan nama Jogjakarta Video Mapping Festival (JVMF) bersamaan dengan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) ke-30 di sepanjang Jalan Malioboro dan Kawasan Nol Kilometer, berubah menjadi Sumonar pada 2019 dan berkembang sampai sekarang.
Kirim Komentar