Gudeg.net- Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) merupakan rumah bagi seniman, seni, iman, budaya dan tradisi.
Hal itu diungkapkan oleh Rektor UIN Suka Prof. Al Makin saat membuka pameran seni rupa yang bertajuk Bersama Dalam Beda, Berbeda Dalam Sama di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu (15/12).
Al Makin mengatakan, silakan datang ke UIN jika para pelaku seni membutuhkan rumah untuk menampilkan kreasi maupun kreativitas lainnya. Ia mengungkapkan, pintu UIN SUKA selalu terbuka untuk para seniman tanpa adanya kepentingan atau maksud tertentu.
“UIN adalah sahabat seniman, UIN rumah seni, rumah keragaman, rumah semua iman, ideologi, organisasi, adat, tradisi, berbagai macam doa dan dalam berbagai bahasa,” ungkap Al Makin di lokasi pameran.
Ia juga mengajak para seniman untuk tidak perlu ragu dan sungkan jika membutuhkan UIN sebagai lokasi berseni.
“Mari bernaung di sini. Seniman mari manggung di sini. Seniman mari pameran di sini. Seniman mari bereksperimen disini. Tak perlu ragu, tak perlu sungkan,” ajaknya.
Pameran yang dikuti puluhan seniman dari berbagai aliran seni mulai dari seni lukis, fotogarfi, seni patung, intaslasi, mural, stensil art, desain grafis hingga Street Art.
Ada lebih dari 106 lukisan terpajang dengan berbagai media. Tema yang ditampilkan juga berbeda-beda mulia dari tema alam, manusia, politik, sosial, agama dan ekonomi.
Menurut Al Makin, karya dengan aspek agama lebih banyak ditampilkan namun ada juga karya dengan aspek sosial dan politik.
“Melalui karya-karya seni rupa yang dipamerkan ini, kami ingin memikirkan kembali konsep keragaman melalui ekspresi seni rupa. Seni rupa menjadi ekpresi penting dan dapat menjadi penyeimbang,” tuturnya.
Sejumlah seniman yang ikut dalam pameran ini di antaranya Ki Joko Pekik, Nasirun, Butet Kartaredjasa, Sidik Martowidjojo, Anagard dan lainnya.
Butet Kartaredjasa mengapresiasi UIN Suka yang telah memberi ruang terbuka, dan nyaman untuk para seniman menampilkan karya.
Bagi Butet, pameran ini menyehatkan lahir dan batin. Ia seperti mendapat energi dan semangat untuk sembuh dari sakitnya.
“Pameran ini mengingatkan kembali kehendak leluhur kita untuk menghormati kemajemukan yang saat ini terkikis. Mari merdeka berkarya dan berekpresi menjadi Indonesia yang sesungguhnya,” kata Butet.
Kirim Komentar