Gudeg.net - Sosok-sosok maestro seni rupa Indonesia dihadirkan perupa Dyan Anggraini dalam pameran bertema 'Maestro Meeting' yang berlangsung di Jogja Gallery, 19 Desember 2021-9 Januari 2022. Ada 41 karya yang terdiri dari lukisan dan instalasi.
Sosok yang dihadirkan Dyan dalam karyanya antara lain Affandi, RJ. Katamsi, Tino Sidin, Trubus Sudarsono, R.M Suhardjo Djajengasmoro, Sudjojono, Hendrodjasmoro, Raden Saleh, Bagong Kussudiardja, Djoko Pekik, Nasirun, Heri Dono.
Secara keseluruhan, terdapat 24 sosok maestro yang Dyan pertemukan. Ia menyertakan penjelasan mengenai tokoh pada tiap karya.
Yogyakarta, kata Dyan, merupakan tempat penting perkembangan seni rupa Indonesia. Ia memiliki sejumlah pertanyaan yang kemudian melatarbelakangi pameran. "Kenapa menjadi seperti sekarang, kuat, sangat dinamis dan menjadi barometer, awalnya itu kapan? Terus siapa saja?," katanya ketika berbincang dengan Gudegnet, Jumat (17/12).
Para maestro yang ia pilih, lanjutnya, meninggalkan jejak yang kuat, mempunyai pengaruh dan tentunya tercatat.
"Meskipun yang saya sampaikan tadi di awal, ada catatan yang kemudian tidak muncul karena nggak pernah dibincangkan, terlupakan, nah paling tidak saya memulai untuk membongkar sedikit-sedikit untuk bisa dihadirkan," katanya.
Ia berharap pameran ini menjadi pengingat bahwa Yogyakarta sebagai kota seni rupa memiliki banyak tokoh yang telah mewarnai perjalanan dan perkembangan seni rupa saat ini.
Audiens kemudian diharap lebih mengenal para tokoh, tentunya tak sekadar melihat karya lalu selesai. Dengan karya yang di-display sedemikan rupa, banyak hal bisa digali, seperti konsep hidup dan pemikiran.
"Masing-masing ini kan punya perjalanan yang bisa diceritakan. Sebetulnya ini akan mengayakan para apresian di dalam menjalani kesehariannya, apa lagi di Jogja yang dinamis," katanya.
Sementara itu kurator pameran Mikke Susanto menyampaikan, pameran ini mempertemukan implementasi kerja para maestro untuk disajikan di depan publik di masa hari ini. Pameran ini, menurutnya, mempertemukan kronik sejarah.
Ketika para maestro berjuang, mereka mungkin tidak bisa melihat hasil. Hari ini, lanjut Mikke, dapat dilihat silang sengkarut pemikiran, jalan hidup, ataupun daya gugah estetik karya-karya mereka, untuk didiskusikan lebih lanjut oleh pengunjung hari ini. "Nanti akan ketemu, bagaimana temu maestro ini kemudian bisa berdampak lebih lanjut di masa mendatang," ucapnya.
Di tengah para maestro, Dyan juga menghadirkan empat tokoh yang disebut sebagai patron. Empat tokoh tersebut yakni Soekarno, Ki Hadjar Dewantara, Sultan HB VIII dan Sultan HB IX. "Karena maestro ini juga harus dilihat siapa di belakangnya, siapa yang mendukung mereka, siapa yang membiayai mereka, memberi suasana kondusif bagi karya-karya dan kelakuan mereka sebagai seniman," katanya.
Menurut Mikke, semua maestro yang dihadirkan dalam pameran ini pernah hidup di Yogyakarta. Pengunjung diharap bisa merasakan Yogyakarta sebagai kota seni. "Bahwa cikal bakal kota seni itu ya dari mereka," kata Mikke.
Di samping itu, pemikiran para maestro diharap bisa menginspirasi anak-anak muda. Tak kalah penting, pameran ini juga sebagai bagian dari penghormatan atas jasa mereka.
Kirim Komentar