Gudeg.net - Sekelompok mahasiswa UNY menciptakan aplikasi pengelolaan sampah plastik yang diberi nama Smart Trash. Selain dirancang untuk mengelola sampah, aplikasi android ini juga menjadi platform edukatif dan interaktif, dengan desain yang menarik dan user friendly.
Rendy Novianto, salah satu mahasiswa tersebut menyampaikan, melalui aplikasi ini pengguna dapat menjual dan membeli sampah dalam berbagai kategori dalam bentuk pelet plastik, membaca artikel tentang lingkungan, menemukan komunitas pencinta lingkungan terdekat, dan saku digital disertai chatbot yang mudah digunakan.
Selain Rendy (Prodi D4 Pemasaran), kelompok tersebut beranggotakan Aira Mayhesa dan Zakkiatuz Zahrolazizah dari prodi yang sama, Fadila Balqiz Arifah (Prodi S1 Akuntansi) dan Adha Estu Rizqi Susetya Radi (Prodi S1 Bahasa dan Sastra Inggris.
Dengan aplikasi ini, masyarakat diharap dapat mengelola sampah rumah tangga dengan lebih baik.
Smart Trash dilengkapi dengan berbagai fitur seperti jual sampah, beli sampah, chat, dan top up. Pengguna aplikasi dapat mendistribusikan sampah anorganik seperti plastik secara langsung melalui aplikasi yang dapat diakses dengan mudah.
"Salah satu layanan yang diberikan oleh Smart Trash antara lain jual beli dari pemulung serta membelinya dengan harga tinggi yang disesuaikan dengan masing-masing jenis sampah," kata Aira Mayhesa seperti dikutip laman uny.ac.id, Kamis (10/2).
Ia menambahkan, aplikasi ini juga menyediakan fitur edukasi, pengelolaan sampah, penjualan sampah.
"Memanfaatkan aplikasi/ website dalam menawarkan kemudahan akses untuk menerima sampah dari masyarakat dan jasa lingkungan, yang nantinya akan diolah menjadi barang setengah jadi atau pelet plastik," katanya lagi.
Menurutnya, aplikasi ini mengupayakan pengelolaan sampah di Indonesia dengan 3 R (reuse, reduce, recycle) yang diharapkan dapat memberdayakan pemulung dan kolektor sampah lokal.
Karya ini berhasil meraih gold medal dalam Asean Innovative Science Enviromental and Entrepreneur Fair (AISEFF) 2022 yang diselenggarakan oleh Indonesia Young Scientist Association (IYSA) di Universitas Diponegoro Semarang. Ajang ini diikuti 447 tim dari 20 negara.
Kirim Komentar