Seni & Budaya

Pameran Conviction, Eksplorasi dan Penerimaan Diri

Oleh : Wirawan Kuncorojati / Rabu, 23 Februari 2022 14:00
Pameran Conviction, Eksplorasi dan Penerimaan Diri
Pameran Conviction di Tirtodipuran Link, Rabu (23/2). Pameran ini berlangsung dari 19 Februari sampai 3 April 2022 - Gudegnet/ Wirawan K

Gudeg.net - Seniman Atreyu Moniaga menggelar paeran bertajuk Conviction pada 19 Februari - 3 April 2022, bertempat di Tirtodipuran Link, Yogyakarta. Pameran ini menampilkan lebih dari 40 karya yang mencakup 26 lukisan, 24 patung, dan seri karya kolaborasi.

Kurator pameran, Nin Djani dalam catatan kuratorial menyampaikan, melalui proses introspeksi dan eksplorasi yang ia lakukan, Atreyu mengolah rasa pesimisme yang ia rasakan menjadi sebuah karya yang kuat. 

Proses olah rasa ini ia lakukan tanpa menafikan sisi-sisi gelap yang ada dalam dirinya, ataupun mengglorifikasi penderitaan sebagai satu-satunya sumber inspirasi.

Ia justru mengakui keberadaan sisi-sisi itu sebagai langkah pertama untuk memahami dirinya lebih baik lagi. “Pada akhirnya Conviction merupakan sebuah rekaman yang mendokumentasikan proses pencarian ritme dan penerimaan diri yang bersumber pada satu pola pikir, setialah pada kata hati,” terang Nin Djani.

Lebih lanjut dijelaskan, cerita-cerita personal yang sentimental dan observasi ringan terhadap dunia sekitarnya tetap menjadi tema-tema utama yang dirangkum dalam karya-karya di pameran ini. 

Dengan demikian, Conviction juga bisa dilihat sebagai bentuk pengakuan kepada publik yang luas tentang perasaan dan pemikirannya yang terdalam.

Eksplorasi pemikiran yang dalam tersebut, terlihat dalam seri karya License to Purgatory (Titian Siksa). Terdiri dari tujuh karya lukisan cat minyak pada kanvas bundar, karya ini menggabungkan riset Atreyu mengenai kisah-kisah biblikal serta ketertarikannya pada desain karakter.Masing-masing menampilkan sebuah semesta yang mengelilingi sesosok karakter sentral. 

Dalam keterangan yang ditempel di dinding galeri dijelaskan, karya ini merupakan adaptasi modern dari tujuh dosa pokok. “Seri ini menginterpretasi ulang konsep neraka-bukan sebagai siksa dan penderitaan yang baru dirasakan setelah kematian, melainkan pengalaman nyata yang telah kita jalani dalam keseharian kita akibat dari kegagalan kita mengontrol kebiasaan-kebiasaan buruk,” demikian bunyi keterangan tersebut.

Pameran ini menjadi kali pertama Atreyu menampilkan karya patung trimatra dengan jumlah besar. Lima puluh empat patung terbagi dalam tujuh seri yang berbeda, dengan tampilan dan ukuran yang beragam.

Salah satu seri patung, Sepenta, seolah membawa ular-ular yang selama ini melata di dalam lukisan menjadi makhluk nyata yang hidup di hadapan kita. Makhluk tersebut, lanjut Nin Djani, menjadi simbol dari ketakutan dan pikiran buruk yang bisa teralisasi bila kita tidak bisa mengendalikannya. 

Sementara dalam karya kolaborasinya dengan Show the Monster yang berjudul Monsterifying Atreyu, karya-karya Atreyu yang sarat dengan kehalusan teknik manual hadir dalam ranah digital dan media baru. Karya animasi kolase digital dan karya interaktif hadir dengan teknologi augmented reality.

Di samping mengundang kita untuk berada dalam semesta pikiran Atreyu, lanjut Nin Djani, karya ini menunjukkan peluang-peluang lain yang bisa dikembangkan di masa depan.

Sebelum datang ke galeri, pengunjung dipersilakan melakukan registrasi melalui tautan yang tercantum pada bio akun Instagram @kohesi.initiatives.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM



    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini