Gudeg.net - Komunitas Gayam 16 melakukan kolaborasi dengan beberapa seniman Prancis dan berkegiatan selama sekitar satu bulan di negara tersebut. Berangkat pada 26 Februari 2022, tur akan berakhir pada 27 Maret mendatang.
"Kegiatan yang dilakukan di antaranya adalah konser kolaborasi, konser solo dan workshop gamelan," terang Komunitas Gayam 16 dalam keterangan tertulis yang diterima Gudegnet, Kamis (10/3).
Kolaborasi tersebut terdiri dari 2 project, yakni Gaga Gundul (Kolaborasi bersama kelompok Peemai - Collectif Koa) dan Dans L'ombre Du Ramayana (kolaborasi bersama Alex Grillo).
Lebih lanjut dijelaskan, project Gaga Gundul akan memadukan nada-nada dari gamelan dan instrumen Barat yang menciptakan warna suara baru, dengan repertoar baik dari tradisi Jawa, aransemen dan improvisasi Peemai dengan unsur campuran rock, jazz, serta pengaruh kontemporer dan elektronik, dan komposisi karya khusus.
Sebagai informasi, pada Januari 2019 lalu Peemai mengikuti kursus gamelan intensif selama 10 hari di Yogyakarta dengan seniman kolektif Jawa gayam 16, yang mencakup musisi, penari, dan dalang (wayang kulit, praktik budaya leluhur Jawa).
Kelompok tersebut belajar teori, berlatih gamelan slendro dan pelog, dan berlatih menari dengan menampilkan satu episode dari Mahabharata.
Penemuan kekayaan musik Jawa dan pertemuan dengan kelompok Gayam 16 mendorong Peemai untuk memulai proyek kolaborasi artistik baru, Gaga Gundul.
Sedangkan Dans L'ombre Du Ramayana akan menghadirkan opera yang lahir dari pertemuan lintas budaya antara tokoh Punakawan dan Guignol (boneka tradisional Prancis) dengan instrumen yang terdiri dari gamelan, paduan suara anak-anak, wayang, teater bayangan, dan proyeksi video.
Alex Grillo memadukan unsur-unsur tradisional dari gamelan Jawa dengan unsur yang lebih kontemporer, terutama dengan mengintegrasikan bagian elektro-akustik dan objek suara ke dalam komposisi musiknya, sehingga menciptakan 'ledakan' orkestra di ruang angkasa, selaras dengan paduan suara anak-anak. Oleh karena itu, proyek ini dirancang dengan anak-anak untuk anak-anak.
Gayam 16 merupakan sebuah kolektif yang bertujuan menjaga tradisi permainan gamelan tetap hidup di Jawa, untuk mendukung seniman yang ingin mengembangkan praktik gamelan serta penyebarannya ke luar negeri, dan untuk menghasilkan karya gamelan kontemporer baru.
Komunitas tersebut lahir dari ide seniman gamelan Sapto Rahardjo yang ingin berkolaborasi dengan pencinta gamelan dan pemain gamelan di seluruh dunia untuk menyelenggarakan pertemuan tahunan di Yogyakarta Gamelan Festival, bertukar pikiran, mengembangkan budaya tradisional dan menciptakan pengalaman musik baru dengan gamelan.
Kirim Komentar