Gudeg.net - Jogja Cross Culture 2022 akan diselenggarakan akhir pekan ini, Sabtu (14/5) dan Minggu (15/5) di Teras Malioboro II. Acara ini dapat disaksikan secara langsung di lokasi dan secara daring melalui kanal Youtube Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.
Hari pertama gelaran tersebut antara lain akan dimeriahkan penampilan street art oleh seniman muda Yogyakarta yang berasal dari berbagai latar belakang bidang seni.
Sementara itu, hari kedua pukul 19.00 antara lain akan ada penampilan dari 14 kemantren, kolaborasi flashob tari kecak antara PKLMalioboro dan Siswa SMKI.
Selain itu akan juga kolaborasi seniman lokal seperti Boedhi Pramono, Agung gunawan, Cak Rina, Erson Padapiran, Sabina Tisa, Deden Bulenk dan Sagitaa, dengan seniman mancanegara, Tony Yap, dari Australia dan Cristina Duque dari Ekuador.
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat jumpa pers, Kamis (12/5) menyampaikan, JCC pada dasarnya merupakan event yang bertujuan memperkenalkan karya seni lintas budaya.
"Jogja Cross Culture ini diselenggarakan bukan sebatas jadi pertunjukan, tapi ini adalah proses untuk mencipta karya dengan kolaborasi antar seniman dan juga melibatkan masyarakat. Jadi nanti akan tercipta titik temu seniman punya ruang untuk berkarya dan tampil, sementara masyarakat bisa teredukasi terkait perkembangan seni budaya," ujar Heroe sebagaimana dikutip laman Pemkot Yogyakarta, Kamis.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti dalam kesempatan yang sama mengatakan, JCC 2022 diharap sebagai awal bangkitnya gelaran seni budaya setelah dua tahun meredup karena kondisi pandemi.
Sementara itu Altiyanto Henryawan selaku program director menyampaikan, JCC 2022 adalah momentun unuk memanfaatkan kembali ruang-ruang publik sebagai panggung untuk karya para senmian dari berbagai latar belakang, salah satunya kawasan Jalan aioboro yang merupakan potret perkebangan seni budaya di Yogyakarta dari masa ke masa.
“Jogja Cross Culture akan menyajikan keragaman seni mulai dari klasik hingga kontemporer. Kolaborasi yang dilakukan juga tidak hanya antarseniman saja tapi gandeng gendongnya itu 5K yang meliputi kota, kampung, komunitas, korporat, dan kampus,” katanya.
Kirim Komentar