Gudeg.net – Setelah dua tahun tidak menyelenggarakan kegiatan secara luring akibat pandemi Covid-19, minggu ketiga Mei 2022 ruang kolektif Survive!garage kembali menggelar pameran yang bisa dikunjungi secara langsung. Adanya pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang memungkinkan masyarakat kembali membuat kegiatan secara luring dalam protokol kesehatan yang berlaku dimanfaatkan dengan menggelar pameran bertajuk ‘Front-line’.
Dua puluh tiga seniman-perupa mempresentasikan karya gambarnya di Survive!garage di antaranya Anggi Satoko, Ipo Hadi, Aris Prabawa, Arwin Hidayat, Bayu Widodo, Dodi Irwandi, Fitri DK, Vendy Metodhos, Enka Komariah, Saaga Talvesmari, Ipeh Nur.
“Dua tahun pandemi COVID-19 bersama fans familia hampir-hampir tidak berkegiatan secara kolektif. Bisa dipahami kondisi PPKM tidak memungkinkan untuk terjadinya kerumunan. Sementara proses kreatif bersama kolektif lebih banyak muncul dari ruang-ruang pertemuan langsung. Itu menjadi kendala terbesar. Semoga presentasi Front-line ini menjadi pembuka jalan kedepan dan pandemi segera membaik kondisinya sehingga memungkinkan Survive! bersama fans familia bisa beraktivitas seperti semula.” jelas salah satu inisiator Survive!garage Bayu Widodo kepada Gudeg.net saat pembukaan pameran ‘Front-line’, Minggu (22/5) malam.
Foto: Moh. Jauhar al-Hakimi
Dua tahun vakum dari kegiatan, pameran ‘Front-line’ lebih menjadi sebuah perayaan bertemu kembali dalam kondisi pandemi yang sedikit dilonggarkan setelah pemerintah mengumumkan beberapa ketentuan yang memungkinkan masyarakat bertemu langsung dalam sebuah kegiatan meskipun tetap harus mematuhi protokol kesehatan yang berlaku: menjaga jarak, mengenakan masker pelindung mulut-hidung di ruang tertutup, serta menjaga kebersihan-kesehatan.
Karya yang dipresentasikan tidak dalam merespons tema Front-line, namun lebih pada menjaga semangat di antara fans familia –istilah untuk seniman yang berproses kreatif dalam kolektif Survive!garage- dalam beradaptasi dengan cara-cara baru yang kerap berubah selama pandemi masih melanda dunia.
Dalam medium tinta cina dan cat air di atas kertas berukuran 14 cm x 20,5 cm Anggi Satoko merekam peristiwa yang dialami saat pandemi dari lingkungan terdekatnya: figur dirinya, seekor anjing yang selalu menemani, coretan-coretan gambar anaknya di dinding rumah, sebagai penyemangat di saat tidak memungkinkan untuk beraktivitas di luar rumah saat pandemi.
Eksperimen menarik dilakukan pegrafis Dodi Irwandi. Jika biasanya menggunakan teknik cetak tinggi dalam karyanya, pada tiga karya dalam medium cat akrilik di atas mika plastik berukuran masing-masing 21 cm x 29 cm Dodi membuat gambar dalam goresan (scratching) langsung pada cat akrilik yang telah disapukan di atas mika plastik. Tiga karya berjudul Berontak, Palsu, Jikala, sekilas justri mirip karya grafis cetak datar (intaglio).
Foto: Moh. Jauhar al-Hakimi
Karya lama Fitri DK tentang perjuangan petani Pegunungan Kendeng Utara yang berusaha mempertahankan ruang hidup, sumber mata air, dan lingkungannya. Kematian Yu Patmi yang meninggal dunia saat berdemo di depan gerbang Istana Kepresidenan pada 21 Maret 2017 dengan kaki disemen sebagai protes atas terancam hilangnya sumber mata air dan lahan pertanian sebagai sumber matapencaharian akibat beroperasi tambang dan pabrik semen direkonstruksi Fitri dalam dua karya berjudul ‘Kendeng Lestari’ dan ‘Rembang Melawan’ dalam medium pensil warna di atas kertas berukuran 29 cm x 42 cm.
Pembacaan menarik dilakukan Vendy Metodhos dalam karya berjudul ‘Insceurity is a disease’. Dalam medium arang/charcoal dan cat akrilik di atas kertas berukuran 29 cm x 42 cm, Vendy memunculkan objek figur manusia yang sedang bercermin melihat dirinya sendiri yang ada di kedua tangannya, dan sebuah tulisan ‘Insceurity is a disease’.
Perasaan tidak nyaman (insecure) adalah hal yang normal dan bisa dialami oleh siapapun. Namun ketika ketidaknyamanan tersebut berlangsung terus menerus dan tidak ditangani akan menimbulkan gangguan lain. Perasaan tidak nyaman bisa muncul karena penilaian dari orang lain saat berinteraksi sehingga menyebabkan seseorang dengan insecure cenderung menghindari kegiatan sosial.
Hal yang sama juga sering dirasakan oleh seseorang mengalami penolakan, kegagalan dalam mencapai sesuatu, atau kehilangan pekerjaan bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman (insecure), juga pada individu yang perfeksionis yang selalu menginginkan segala sesuatu berjalan sempurna.
Peristiwa tersebut membuat mereka melihat dirinya sendiri dan orang lain dari sudut pandang negatif, ataupun ketika sesuatu tidak sesuai harapannya sehingga mereka akan kecewa dan terus-menerus menyalahkan diri sendiri. Pada akhirnya dalam jangka panjang akan menjadi penyakit mulai dari depresi, gangguan makan, kecemasan, hingga gangguan paranoia.
Pembacaan Vendy atas realitas tersebut semakin menyeruak manakala dunia terhubung internet membuat mereka yang mengidap sindrom insecure semakin tenggelam dalam dunia maya dan membuat mereka semakin berjarak dengan dunia nyata. Pada akhirnya pengidapnya menjadi semakin sakit secara fisik, mental, maupun dalam lingkungan sosialnya.
Presentasi karya ‘Front-line’ di Survive!garage Jalan Nitiprayan No.99 RT 03, Jomegatan, Ngestiharjo, Kec. Kasihan, 22-31 Mei 2022 dalam protokol kesehatan.
Kirim Komentar