Gudeg.net - Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta menggelar Focus Group Discussion selama dua hari pada 27-28 Mei 2022. FGD ini mengambil tema besar “Jejaring Komunikasi dan Kolaborasi Museum sebagai Kekuatan Baru Permuseuman”. Kegiatan ini diikuti oleh 19 museum di Kota Yogyakarta yang tergabung dalam Forum Komunikasi Museum Kota.
Selain sebagai media diskusi pemajuan dan promosi museum di Kota Yogyakarta, dalam kegiatan ini juga diagendakan pergantian pengurus Forum Komunikasi Museum Kota (FKMK) periode 2022-2025.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti S.Sos.,M.M. dalam sambutannya menyampaikan harapan agar kegiatan FGD ini dapat dimanfaatkan sebagai media membangun jejaring komunikasi dan kolaborasi museum-museum di Kota Yogyakarta dalam rangka pemajuan permuseuman.
Mayor Cba (K) Karyatiningsih, S.Kom selaku Ketua FKMK periode 2019-2022 menyampaikan beberapa program kerja FKMK selama tiga tahun dan kendala-kendala yang dihadapi selama tiga tahun terakhir. Hal ini sebagai bentuk refleksi dan evaluasi dalam kinerja FKMK di masa mendatang.
“Pandemi Covid dan keterbatasan sumber daya manusia menjadi salah satu kendala museum-museum di Kota Yogyakarta tiga tahun terakhir”, terang Karyatiningsih dalam laporannya, dalam keterangan tertulis yang diterima Gudegnet, Sabtu (28/5).
Akademisi Universitas Gadjah Mada sekaligus Ketua Museum UGM, Dra.D.S. Nugrahani, M.A. mengatakan bahwa pandemi menjadi kesempatan bagi museum-museum untuk berinovasi salah satunya dengan memanfaatkan media social sebagai media promosi museum.
Beberapa contoh inovasi permuseuman, misalnya at home experience yaitu menampilkan tur virtual museum dan pameran dengan konsep Pop up shop.
“Penerimaan mahasiswa magang di museum-museum dapat menjadi salah satu langkah dalam mengatasi keterbatasan SDM serta mahasiswa dapat melahirkan ide-ide segar yang bermanfaat bagi museum”, jelasnya dalam paparannya.
Pada hari kedua FGD (28/5) yang dilaksanakan di Hotel 1O1, hadir sebagai narasumber Dr. Ayu Cornelia. Dalam paparannya ia menyampaikan beberapa manfaat organisasi sebagai kekuatan pemajuan permuseuman.
Secara garis besar ia menjelaskan bahwa kolaborasi antar museum sangat diperlukan dalam kesuksesan promosi permuseuman. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan strategi unic selling point yaitu menentukan keunikan masing-masing museum. Setelah diketahui keunikannya, museum-museum ini dapat menjalin Kerjasama lewat kegiatan seperti pameran bersama.
Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapan Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti S.Sos.,M.M jika museum bukanlah kompetitor melainkan kolaborator untuk pemajuan dunia permuseuman.
Kirim Komentar