Seni & Budaya

“Gambar di Pinggir Kata”, Saat Herman Widianto Tenggelam dalam Teks Buku

Oleh : Moh. Jauhar al-Hakimi / Senin, 24 Juli 2023 11:10
“Gambar di Pinggir Kata”, Saat Herman Widianto Tenggelam dalam Teks Buku
Waos 01 – cat akrilik di atas kanvas – 100 cm x 100 cm – Herman Widianto - 2021. (Foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)

Gudeg.net – Setelah menggelar pameran tunggal bertajuk “Sumeleh” di Bentara Budaya Jakarta (BBJ) pada 3-11 Desember 2015 yang menyoal gugatan modernitas yang masih selalu dibayangi kekerasan, seniman-perupa Herman Widianto yang akrab disapa GurHer kembali menggelar pameran tunggal bertajuk “Gambar di Pinggir Kata” di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY).

Pameran yang berlangsung hingga 28 Juli 2023 dibuka oleh budayawan Mudji Sutrisno, Jumat (21/7) malam.

Tenggelam kedalam buku dan mengeksplorasinya dalam citraan visual menjadi pilihan proses kreatif GurHer dalam pameran “Gambar di Pinggir Kata”. Beberapa karya lukisan terlahir setelah GusHer membaca buku tersebut yang kemudian dibahasakan ulang kedalam citraan gambar/lukisan.

Karya ‘Babad Sang Kala’ dibuat GusHer dalam medium cat akrilik di atas kanvas berukuran 110 cm x 110 cm setelah menyelesaikan membaca buku A Brief History of Time yang ditulis Stephen Hawking. Dari buku Hawking lainnya berjudul The Grand Design lahir karya lukisan ‘Ulam’, begitupun dalam karya lukisan berjudul ‘Srengenge, a Fish named Stephen’ masih menggunakan buku Hawking sebagai based karyanya.

Pameran “Gambar di Pinggir Kata” di Bentara Budaya Yogyakarta, 21-28 Juli 2023. (Foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)

Dari buku The Turning Point yang ditulis Fritjof Capra, GurHer membuat lukisan ‘Firely. Bantargebang series’, sementara dari buku The Name of Rose menjadi inspirasi karya lukisan berjudul ‘Lawang Seketeng’.

Empat belas lukisan yang dipamerkan GurHer bukanlah tawaran ilustrasi ataupun sampul buku. Karya tersebut justru terlahir dari buku yang sudah terbit dengan pembacaan dan pemaknaan yang dilakukan GusHer atas kandungan buku itu sendiri.

Dalam proses kreatif, ada kesamaan tahapan antara membuat ilustrasi ataupun sampul buku dengan karya yang dibuat GusHer. Namun karya-karya lukisan GusHer dalam ‘Gambar di Pinggir Kata’ tidaklah untuk mewakili narasi buku-buku tersebut ataupun sebuah tawaran ilustrasi. Karya-karya tersebut lahir dari pembacaan Gus Her pada teks-konteks buku tersebut dan direkonstruksi kedalam karyanya.

Pengunjung mengamati karya Herman Widianto, Jumat (21/7) malam. (Foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)

Tentu ini dua hal yang berbeda sebagaimana catatan pameran yang ditulis GusHer : “Pameran “Gambar di Pinggir Kata” ini juga tentang buku, lukisan tentang ingatan nostalgis pengalaman membaca. Mengapa pengalaman membaca begitu “penting”? Nampaknya––sebagai remaja yang dulu mempunyai persoalan psikologis, cenderung introvert, sifat malu alami–– dengan membacalah saya menemukan kesenangan, suatu pengalaman “ekstase” kecil-kecilan, sekaligus menciptakan ruang privat imajiner, semacam usaha tak sadar mengelak dari dunia luar yang “mengancam” (rasa insecure saya kira). Dan barangkali bergaul dengan teks terasa sebagai hubungan intim tanpa risiko, walaupun tidak sepenuhnya benar.”

Pameran tunggal Herman ‘GusHer’ Widianto bertajuk “Gambar di Pinggir Kata” berlangsung di Bentara Budaya Yogyakarta Jalan, 21-28 Juli 2023.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini