Seni & Budaya

Festival Kebudayaan Yogyakarta 2023 “Kembul Mumbul”

Oleh : Admin / Senin, 25 September 2023 10:18
Festival Kebudayaan Yogyakarta 2023 “Kembul Mumbul”
Poster Pembukaan FKY 2023 Dok. fky.id

Gudeg,net - Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2023 adalah festival yang memperantarai, mengakomodasi, mencatat dan merayakan keberadaan berbagai subjek, gerak, maupun hasil kebudayaan yang pernah/sedang berdenyut di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sejak tahun 1989, artinya sudah 35 tahun, FKY turut hadir membersamai dinamika kebudayaan. Awalnya FKY menitikberatkan pada festival kesenian. Namun pada tahun 2019, FKY memperluas cakupan dan perannya dari ‘etalase seni’ menjadi ruang ‘pencatatan kebudayaan’ sekaligus akhirnya berganti nama dari “Festival Kesenian Yogyakarta” menjadi “Festival Kebudayaan Yogyakarta”.

FKY pada tahun ini juga menjadi langkah awal dari upaya re-branding FKY menjadi event induk dari perhelatan kesenian dan kebudayaan yang ada di DIY. Maka untuk menyongsong upaya tersebut dibentuklah Steering Committee yang beranggotakan tujuh seniman dan budayawan, yang diketuai oleh Butet Kartaredjasa, dengan anggota Koes Yuliadi, Ong Harry Wahyu, Bambang Paningron, RM Altiyanto Henryawan, Aji Wartono, Suwarno Wisetrotomo. Mereka menjadi board pengarah dalam pelaksanaan roadmap FKY 2023, dengan jajaran ketua pelaksana tahun ini yakni B.M. Anggana, Muhamad Erlangga Fauzan dan Istifadah Nur Rahma.

Sesuai arahan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X bahwa kebutuhan untuk memberi pemahaman akan makna kebudayaan sangat identik dengan peradaban. Dan pemahaman akan kebudayaan justru menjadi hal yang paling krusial untuk dimengerti. Dari hal itulah FKY diharapkan bisa menjadi pintu masuk untuk menggeser pemahaman kesenian ke dalam lanskap besar kebudayaan dan peradaban.

Sehingga di tahun 2023 ini, FKY menandai langkah baru dalam meneruskan komitmennya “mencatat kebudayaan”, yaitu dengan mulai menggagas skema rotasi lokasi festival untuk tahun 2023-2027. Empat kabupaten (Kulon Progo, Gunungkidul, Bantul, Sleman) dan satu kota (Yogyakarta), setiap tahun secara bergiliran, akan dijadikan pusat lokasi festival. Melalui skema ini, FKY berupaya menyingkap dinamika kebudayaan Yogyakarta yang lebih berwarna dan berdaya. Untuk memulai skema rotasi tersebut, Kulon Progo menjadi pilihan pertama diselenggarakannya FKY dengan Alun-Alun Wates sebagai venue utama. Meskipun demikian, sifat pemilihan venue utamanya tidak mengikat. Beberapa program yang terselenggara ada juga yang digelar di Taman Budaya Yogyakarta, Gedung Kesenian Kulon Progo, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, Taman Budaya Kulon Progo dan penutupan di Stadion Kridosono.

Penyelenggaraan FKY 2023 kali ini dibuka tanggal 24 September hingga 15 Oktober 2023 dengan mengusung tema “ketahanan pangan” yang diberi judul utama “Kembul Mumbul”. Di dalam konteks kultur Jawa, kembulan merupakan sebuah peristiwa kolektif yang ditandai dengan aktivitas menikmati hasil pangan di satu media saji yang sama. Inti dari kembul adalah rasa saling berbagi kenikmatan untuk mengucap syukur terhadap berbagai usaha dan berkat yang telah dirasakan dari peristiwa sehari-hari. Istilah mumbul, melanting atau membumbung, merupakan upaya FKY melambungkan sesuatu hal yang penting terkait persoalan ketahanan pangan. Secara mendasar, Kembul Mumbul dapat dipahami sebagai sebuah upaya untuk memunculkan, memantik, dan mendorong kita semua agar menjadi gerakan kesadaran bersama terkait persoalan ketahanan pangan.

Kembul Mumbul sebagai tema dinyatakan melalui tiga dimensi. Ketiga dimensi tersebut menjadi pembeda antara pengertian ketahanan pangan secara global yang menekankan pada ketersediaan, keterjangkauan, kegunaan dan kestabilan pangan dengan Kembul Mumbul yang mengupayakan aspek kultural sebagai fondasi. Pada dimensi pertama, FKY hadir sebagai sebuah ruang pertemuan bagi setiap warga untuk merayakan peristiwa saling berbagi.

Selanjutnya, dimensi kedua untuk menandai segala permasalahan kompleks antara peran warga, budaya pengolahan pangan, kondisi alam, corak pengetahuan, dan ragam persoalan lainnya. Terakhir pada dimensi ketiga sebagai ruang keterlibatan warga untuk menginisiasi perubahan ke arah kehidupan yang berdaulat dan menancapkan lebih dalam lagi semangat kolektivitas melalui peristiwa kultural.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini