Seni & Budaya

“Sugeng Rawuh Angsal Kawruh” Menjaga Yogyakarta dengan Saling Menyapa

Oleh : Moh. Jauhar al-Hakimi / Selasa, 17 Oktober 2023 16:14
“Sugeng Rawuh Angsal Kawruh” Menjaga Yogyakarta dengan Saling Menyapa
Penampilan grup musik Letto pada Jogja Menyapa 2023, Minggu (15/10) malam. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi).

Gudeg.net – “Enjing kala wau beto tigang kilo pepes Nila. Pajeng sedaya. Nek sing isi 3, setunggalipun regi Rp. 25.000,00, isi 5 regi Rp. 20.000,00. Siang bade damel malih sampun boten kober. Niki sadeyan ingkan tasih wonten mawon. Pisang, buah, kalihan kripik tempe.”

“Pagi tadi membawa tiga kilogram pepes Ikan Nila. Habis terjual. Yang isi 3 ekor/kg, sebungkus pepes harganya Rp. 25.000,00, kalau yang isi 5 ekor/kg harganya Rp. 20.000,00/bungkus.” kata Suharni dalam perbincangannya dengan Gudeg,net Minggu (15/10) malam saat berlangsung Jogja Menyapa 2023 di Kampus Terpadu Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta yang terlatak di Kalurahan Banyuraden, Gamping-Sleman.

Suharni, salah satu pelaku UMKM Kalurahan Banyuraden yang turut berjualan di Jogja Menyapa 2023. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi).

Alhamdulillah, jualan hari ini banyak yang laku. Ini sangat membantu meskipun hanya sehari, apalagi kami disediakan tempat berjualan gratis.” kata Suharni. Dari pepes Nila yang terjual setidaknya Suharni mendapatkan Rp 250.000,00, belum sayuran-buah serta makanan kecil yang dibawanya.

Suharni adalah salah satu tenant yang berjualan di Jogja Menyapa 2023 bersama puluhan pedagang makanan dan kerajinan lainnya. Sehari-hari dia berjualan sayuran-buah hasil bertanam dari pekarangan rumahnya di Banyuraden.

Jogja Menyapa 2023 yang merupakan program Paniradya Kaistimewan Pemda DIY menggandeng UWM untuk menyapa mahasiswa baru perguruan tinggi di Yogyakarta dengan serangkaian acara yang digelar sejak pagi hingga malam, Minggu (15/10). Melengkapi rangkaian acara Jogja Menyapa 2023, panitia menggelar bazaar melibatkan pelaku UMKM dari Kalurahan Banyuraden maupun dari IWAPI Yogyakarta.

Penampilan Omah Gondol membawakan sendratari Ramayana. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi).

“Untuk acara bazaar sebagian besar diisi tenant yang merupakan kerjasama UWM dengan UMKM di Banyuraden. Kondisi cuaca yang tidak bersahabat, acaranya memang kita setting dalam dua sesi, pagi menjelang siang dan sore-malam hari. Agar pengunjung tetap nyaman.” jelas Koordinator tim teknis pelaksana Novrian "Ian" Sandro Belliyulian Hasbi kepada Gudeg.net.

Ian menambahkan dengan arahan dari Paniradya Kaistimewan Pemda DIY tentang maksud dan tujuan Jogja Menyapa, tim pelaksana teknis melibatkan BEM KM UNY, Satmabhara UWM, serta mahasiswa dari kampus UWM, UNY, dan UMY.

Sesaaat sebelum mengawali sambutan pembukaan Jogja Menyapa 2023, Paniradya Pati Kaistimewan Aris Eko Nugroho memberikan keterangan bahwa pelibatan UMKM dalam kegiatan Jogja Menyapa 2023 baru pertama kali dilakukan. Pada dua gelaran Jogja Menyapa sebelumnya belum ada pelibatan UMKM.

Penampilan Sanggar Sri Winasis. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi).

"Memang baru kali ini ada pelibatan UMKM warga sekitar. Ini hal bagus. Kedepan, pelibatan UMKM dari warga sekitar lokasi akan kami dorong untuk tetap ada," kata Aris.

Aris menambahkan strategisnya pelaksanaan Jogja Menyapa dalam membangun komunikasi antara warga baru mahasiswa dari berbagai daerah di luar Yogyakarta dengan masyarakat, pada tahun depan, diwacanakan tidak hanya digelar satu hari pada salah satu kampus di Yogyakarta. "Kalau perlu tidak satu hari. Bisa dilakukan beberapa hari dan digelar di salah satu kampus," imbuh Aris.

Jogja Menyapa, sebuah pesan antargenerasi

Dalam sambutannya yang dibacakan Paniradya Pati Kaistimewan Pemda DIY Aris Eko Nugroho,  Gubernur Pemda DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bahwa Jogja Menyapa merupakan momentum perjumpaan untuk saling mengenal diantara mahasiswa baru khususnya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

“Tak kenal maka tak sayang, momentum perjumpaan hari ini adalah salam perkenalan Yogyakarta menyapa dengan Sugeng rawuh merupakan bentuk ucapan selamat datang kepada para cendekiawan dan angsal kawruh menandakan bahwa datangnya ke Yogyakarta adalah untuk menimba ilmu dan kebaikan yang akan mereka bawa kembali sebagai bagian dari perubahan menuju ke arah yang lebih baik,” kata Sri Sultan HB X.Aris Eko Nugroho (Paniradya Pati Kaistimewan DIY) menyerahkan plakat kepada Puji Qomariyah (UWM). (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi).

Sri Sultan HB X berharap mahasiswa dari luar Yogyakarta bisa memiliki nilai persaudaraan dan turut mewujudkan Yogyakarta sebagai daerah yang memiliki nilai toleransi, saling mengenal, memahami, membangun keakraban dengan sesama anak bangsa. Dengan saling mengenal dan memahami itulah akan terbangun persaudaraan sesama anak bangsa. Persahabatan inilah yang memuat akulturasi dan inkulturasi budaya, diharapkan mengedepankan Bhinneka Tunggal Ika.

“Saya yakin bahwa kedatangan Ananda di Yogyakarta membawa misi positif yaitu menempuh pendidikan, mencari pengalaman dan membangun persaudaraan dengan teman-teman seluruh Indonesia. Yogyakarta sangat terbuka dalam menerima Ananda semua. Harapannya Ananda semua ikut menjaga ketertiban dan kenyamanan yang telah terbangun sekian lama. Desa Mawa Cara, Negara Mawa Tata. Setiap tempat memiliki aturan tata dan aturan yang harus dihormati secara bersama-sama. (Pesan saya) Terapkan simpati, jangan menyakiti, hormati orang lain, bersikaplah toleran, berbaurlah dengan seluruh warga masyarakat karena pelajaran berharga tak hanya diperoleh dari bangku kuliah, namun ilmu sejatinya hidup bisa Ananda peroleh dengan pergaulan positif dan penuh persaudaraan dimanapun Ananda berada.” pesan Sri Sultan HB X yang dibacakan Paniradya Kaistimewan Pemda DIY Aris Eko Nugroho, Minggu (15/10) malam.

Sesi pagi hari setelah senam Zumba, panggung diaktifasi dengan penampilan kelompok musik mahasiswa UWM, kelompok musik mahasiswa UNY, Senjaya, Metfora. Malam puncak Jogja Menyapa 2023 menampilkan tiga repertoar dari Sanggar Winasis membawakan sebuah reperoar tari kreasi baru, Sanggar Omah Gondol dan Teras Seni dalam repertoar kolaboratif teatrikal dan sendratari Ramayana.

Kehadiran bintang tamu grup musik Letto menjadi daya tarik bagi penonton. Area panggung yang memanfaatkan lapangan parkir Kampus Terpadu UWM dipenuhi tidak kurang 1.000-an pengunjung mulai dari anak-anak/remaja, mahasiswa, serta orang tua.

Sembilan repertoar lagu dimainkan Letto dalam beragam warna musik. Mengawali penampilan, sebuah aransemen dengan warna progressive rock langsung dilanjutkan dengan lagu ‘Sandaran Hati’ yang diakhiri dengan aransemen musik dangdut. Sebuah pembukaan yang menarik.

Pada repertoar ketiga Letto membawakan lagu dolanan anak ‘Gundul-gundul Pacul’ dengan warna musik Jawa khas climen, di tengah lagu tersebut tiba-tiba aransemen diubah menjadi trash metal yang menghentakkan penonton sebelum diakhiri dengan klenengan Jawa.

Menyampaikan pesan kebangsaan, sebuah lagu karya Ibu Sud berjudul ‘Berkibarlah Benderaku’ dibawakan Letto dalam warna progressive rock mampu membawa penonton lebih bersemangat. Sebuah pesan untuk seluruh anak bangsa untuk tidak terlarut turut gontok-gontokan yang tidak produktif pada tahun-tahun politik ini. Sebuah pesan semangat nasionalisme dengan tetap menjaga kewarasan sebagai sesama anak bangsa : Sang Merah Putih yang perwira
Berkibarlah s'lama-lamanya.

Pada lagu berikutnya berjudul ‘Permintaan Hati’, Letto mencampurkan warna musik techno dan progressive rock diselingi dengan warna ethno dilanjutkan dengan lagu Menyambut Janji. Sementara pada lagu Ruang Rindu, Letto memainkannya dalam aransemen awal lagu tersebut diperkenalkan.

Penampilan grup musik Letto pada Jogja Menyapa 2023, Minggu (15/10) malam. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi).

Sebelum menutup penampilannya dengan lagu Sebelum Cahaya, Letto memainkan aransemen fusion jazz yang agak keluar dari kebiasaanya pada lagu Sampai Nanti Sampai Mati. Meskipun membawakan lagu-lagu lamanya, penampilan Letto pada Jogja Menyapa 2023 lebih segar dengan hadirnya beragam aransemen musik yang berbeda.

Dengan melibatkan banyak pihak mulai dari pelaku UMKM, mahasiswa, serta masyarakat luas Jogja Menyapa menjadi pintu masuk bagi terbukanya ruang dialog, ruang-ruang perjumpaan, ruang ekspresi-apresiasi multi-arah bagi tumbuhnya budaya hibrid saling-silang (cross culture hybryds). Dengan saling menyapa akan membuka ruang persahabatan-persaudaraan yang memandang keseteraan, saling menghormati, dan saling menjaga diantara sesama anak bangsa beserta martabat manusia dan kemanusiaannya. Pesan persaudaraan inilah yang akan dibawa pelajar-mahasiswa yang menuntut ilmu di Yogyakarta untuk generasi nanti. Dan harapannya juga disebarluaskan ke wilayah Indonesia yang lebih luas nantinya.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini