Gudeg.net – Sebanyak 48 (empat puluh delapan) seniman dewasa individu maupun kelompok dari dalam dan luar negeri yang terdiri dari 30 seniman undangan dan 18 seniman panggilan terbuka, serta 36 seniman anak dan remaja yang lolos seleksi akan menampilkan karya-karya di ArtJog 2024.
ArtJog 2024 yang mengusung tema “Motif: Ramalan” berlangsung pada 28 Juni - 1 September 2024 di Jogja National Museum (JNM) Jalan Prof. Dr. Ki Amri Yahya No. 1 Pakuncen, Wirobrajan Yogyakarta.
Berbeda dengan ArtJog tahun lalu yang menawarkan tiga karya sastra mendampingi tema “Motif : Lamaran” sebagai kerangka karya seniman, pada ArtJog 2024 “Motif : Ramalan” seniman-perupa diberikan kebebasan menginterpretasi tema tersebut kedalam karyanya.
Karya seniman Zeta Ranniry Abidin berjudul ‘Countless Possibilities’ (5 panels) di ArtJog 2024. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)
“Secara khusus ArtJog 2024 mengundang Agus Suwage dan Titarubi sebagai seniman komisi untuk merespons dan menerjemahkan tema yang diangkat, dan ditampilkan pada fasad ArtJog.” papar Kurator ArtJog Bambang ‘Toko’ Witjaksono saat jumpa media, Jumat (28/6) siang.
ArtJog 2024 dibuka pada Jumat (28/6) sore oleh owner Museum Tumurun Iwan Kurniawan Lukminto. Pembukaan ArtJog 2024 dimeriahkan dengan penampilan penari Rianto dan musisi Risky Summerbee & The Honeythief.
Dalam sambutannya Iwan Lukminto menegaskan peran museum sebagai upaya untuk mendukung seniman-seniman Indonesia.
“Alasan mengapa kami membangun Tumurun (Museum), ekosistem di seni rupa, khususnya di bidang museum itu, masih sangat kurang. Tumurun dibuka di 2018 tentunya masih sangat banyak sekali kekurangan, namun itu yang menjadi semangat kami untuk terus bisa menjadi museum yang berfokus mempromosikan seni rupa Indonesia. Saya harapkan ArtJog 2024 ini dapat memberikan inspirasi bagi bapak ibu sekalian dan saudara, seperti sediakalanya ArtJog memberikan inspirasi saya dalam membangun Tumurun Museum.” papar Iwan Lukminto, Jumat (28/6) sore.
Ramal Kereta I – cetak digital di atas kanvas – 117 cm x 160 cm – 2024 – Muhammad Praditya Arifin Zein. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)
Saat pembukaan ArtJog diumumkan pula pemenang Young Artist Award (YAA) 2024. Tim juri yang terdiri dari Santi Ariestyowati, Handiwirman, dan tim kurator ARTJOG memilih tiga dari 14 seniman muda dibawah 35 tahun berdasarkan pada kesesuaian tema, eksplorasi medium, serta kebaruan dalam teknis dan penyajian. Pemenang YAA 2024 yaitu Dede Cipon (Yogyakarta), Jay Afrisando (California), dan Alisa Chuncue (Bangkok).
Tema ramalan sendiri mencakup pengertian yang cukup luas. Ramalan merupakan pola imajiner yang menghubungkan persilangan antara waktu lampau, hari ini, dan esok. Sebagai motif imajiner, pemaknaan atas suatu peristiwa tidak sepenuhnya ditentukan oleh sesuatu yang mendahuluinya, layaknya sebuah hipotesis di dalam bidang keilmuan.
Bagi seniman, ramalan adalah imajinasi dan daya prediksi yang menggerakkan kreativitas dalam proses mencipta. Gagasan tema ramalan ini juga tidak hanya bermaksud untuk memastikan nujum atau ramalan para peramal di masa lalu, akan tetapi, tema ini menawarkan kesempatan bagi kita untuk membayangkan kembali gambaran peristiwa dan harapan menuju hari esok.
Assumetrick Game in the Age of Madness – instalasi – 2024 – Pius Sigit K. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)
“Ramalan itu sebetulnya prediksi, sesuatu yang kita bayangkan akan terjadi di masa depan, yang jauh atau yang dekat, dan peristiwa yang kita bayangkan itu, paling tidak menurut kami para kurator, sebetulnya sudah kita alami hari-hari ini. Kami berharap undangan dengan seniman ini tidak hanya mengundang mereka untuk mengimajinasikan atau mereka-reka, tetapi juga berimajinasi dengan kewaspadaan dan perhatian sungguh-sungguh apa yang sekarang kita alami dan sejarah yang kita alami.” jelas Kurator Tamu ArtJog 2024 Hendro Wiyanto saat jumpa media, Jumat (28/6) siang.
Selain pameran seni rupa sebagai event utamanya, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya ArtJog juga menghelat beberapa program pendukung dan terjadwal seperti: Young Artist Award, Exhibition Tour, ArtJog Kids, Meet the Artist, Performa ArtJog, Jogja Art Weeks, serta Artcare.
Dalam Program Performa ArtJog 2024 sebanyak 57 seniman penampil akan mempresentasikan gagasan dan ide kekaryaan setiap harinya.
Sebagai upaya untuk mendorong dan memperluas kesadaran mengenai kesetaraan yang sudah dimulai 2 tahun lalu, tahun ini ArtJog meluncurkan program baru bersama Pusat Layanan Disabilitas (PLD) bertajuk Love ArtJog. Semangat ini tidak hanya terbatas pada akses pelayanan dan fasilitas semata, namun juga secara aktif melibatkan penyandang disabilitas dalam beberapa program, seperti pameran, tur pameran, dan pertunjukan.
Pengunjung mengamati karya instalasi dari Kolektif Menyusur Eko Prawoto. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)
Artcare adalah sebuah gerakan sosial yang berasal dari Yogyakarta dan digagas oleh Soboman 219, yang bertujuan menjadi wadah kepedulian bagi sesama. Sebagai sebuah komunitas yang turut aktif dalam aktivitas sosial, Artcare pertama kali muncul sebagai respons terhadap bencana gempa yang melanda Yogyakarta pada tahun 2006. Kini, dalam menghadapi tantangan pandemi global, Artcare kembali menampilkan semangat kemanusiaan dengan menyediakan bantuan bagi yang membutuhkan.
Para seniman yang terlibat dalam gerakan Artcare berkontribusi dengan menyajikan karya kolaboratif berupa paket kecil berisi karya dua dimensi yang dapat dibeli oleh masyarakat. Hasil penjualan dari paket karya tersebut kemudian didonasikan untuk membantu sesama, baik itu para seniman yang terdampak maupun masyarakat umum. Sejak tahun 2020, Artcare telah melibatkan lebih dari 290 seniman dalam upaya penggalangan dana dan bantuan. Dana yang terkumpul telah disalurkan kepada total 30 komunitas seni dan budaya di berbagai kota, termasuk Yogyakarta, Bandung, Gianyar, dan Denpasar.
Area ArtJog kids memanfaatkan ruang Pendapa Ajiyasa JNM. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)
Pada Program Merchandise Project tahun ini menawarkan kolaborasi baru bersama Onxidea Studio, KickYourBurr Project, Blasu Studio, dan Sweda.co.
ArtJog 2024 dibuka untuk umum mulai Sabtu (29/6). Untuk mengunjungi pameran ArtJog 2024, publik dapat membeli tiket seharga Rp. 75.000,00 (dewasa) dan Rp50.000,00 (anak 6-15 tahun) yang bisa diperoleh melalui pembelian langsung di lokasi JNM serta pemesanan secara daring melalui laman resmi ArtJog. Pengunjung dapat menikmati pameran dan rangkaian kegiatan selama jam operasional pukul 10.00–21.00 WIB.
Informasi seputar penyelenggaraan ArtJog 2024 bisa diakses melalui laman www.artjog.id.
Wrong Way #1 – instalation – 2024 – Wawan Dalbo. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)
Kirim Komentar