Gudeg.net – Memperingati ulang tahunnya yang ke-39 Badan Pengelola Museum ‘Monumen Jogja Kembali’ (Monjali) menggelar serangkaian acara, salah satunya adalah pameran internasional patung (International Sculpture Exhibition) mengangkat tema “Climate Change” bekerjasama dengan Asosiasi Pematung Indonesia (API).
“Dua bulan kedepan (mulai 29/6) karya patung dari anggota API serta seniman patung dari luar negeri yang diundang API akan dipajang di dalam dan luar Monjali. Keseluruhan seniman yang terlibat sebanyak 44 seniman patung dalam dan luar negeri.” jelas Ketua API Komroden Haro saat ditemui Gudeg.net di sela-sela persiapan pembukaan pameran, Sabtu (29/6) siang.
Karya-karya patung pada Pameran Internasional Patung “Climate Change”. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)
Pameran dibuka Sabtu (29/6) siang. Dalam sambutan tertulisnya Bupati Kabupaten Sleman Kustini Sri Purnomo memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berupaya untuk turut mengembangkan Monjali, termasuk kerjasama dengan API.
“Kegiatan pameran internasional patung seperti ini menjadi sebuah media komunikasi antara pelaku seni dengan penikmat seni. Melalui seni diharapkan dapat menggugah sikap serta rasa estetika, kreatif dan inovatif, serta karakter cipta budaya. Kegiatan positif yang memiliki fungsi ganda yakni sebagai pelestarian kehidupan, meningkatkan kreativitas, sekaligus menjadi wadah penyaluran hobi yang tepat, bahkan bukan tidak mungkin memiliki nilai ekonomi yang tinggi.” papar Kustini dalam sambutan tertulisnya.
Pengunjung mengamati karya patung di koridor Monumen Jogja Kembali. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)
Pameran internasional patung di Monjali menjadi penjajagan awal sinergi-kolaborasi seniman dan BPM Monjali memanfaatkan ruang-ruang terbuka yang ada di Monjali dengan karya seni sebagai bagian dari edukasi kepada masyarakat.
“Kemarin salah satu tawarannya adalah mengoptimalkan (ruang) yang ada. Baik di dalam maupun luar ruangan. Sementara kita merespons dulu dengan karya yang ada. Mungkin sambil berjalannya pameran nanti kita bisa menyusun program-kegiatan entah itu regular atau insidentil.” jelas Komroden.
Komroden menambahkan dengan pemajangan karya seni di ruang publik harapannya bisa mendekatkan karya-karya seni dengan masyarakat luas.
Berayun Suka Cita – 25 cm x 25 cm x 43 cm – logam campur – Yani Mariani – 2024. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)
“(Saat ini) ada karya patung yang bisa direspons pengunjung. Karya koleksi Dunadi berupa gajah putih yang ada atas tanggul di sisi timur gedung Monjali itu nantinya bisa direspons dengan mewarnai karya tersebut.” imbuh Komroden.
Karya ke-44 seniman patung tersebut dipajang di dua ruang. Di dalam gedung Monjali di lorong menuju ruang diorama dipajang karya-karya patung dalam ukuran kecil sementara karya berukuran besar dipajang di luar ruangan memanfaatkan tanggul Monjali yang ada di sisi timur-utara-barat.
“Pertimbangan efisiensi, karya outdoor diperuntukkan seniman patung anggota API di Yogyakarta sementara yang dari luar kota dipajang di dalam ruang Monjali.” jelas Komroden.
Dengan dimensi serta volume yang besar, karya patung berukuran besar tentu akan merepotkan dalam hal pengirimannya dari luar Yogyakarta.
Karya-karya patung pada Pameran Internasional Patung “Climate Change”. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)
Sebagai catatan, untuk lebih mendekatkan karya seni kepada publik ada baiknya setiap karya dilengkapi dengan caption yang memuat judul karya, medium, dimensi, serta senimannya. Kepada Gudeg.net satu pengunjung bernama Mikael Setiawan menyampaikan hal tersebut.
“Ada baiknya karya yang dipajang disertai dengan keterangan karya. Dengan begitu pengunjung bisa mendapat pengetahuan baru tentang karya patung tersebut. Setidaknya bisa mengetahui narasi tentang karya (patung) tersebut. Saat ini sudah lebih mudah untuk melengkapi karya-karya tersebut dengan keterangan yang memadai berikut QR-code-nya. Sayang kalau sampai publik hanya sebatas memanfaatkan untuk berfoto-foto saja. Ada pengetahuan di situ.” ujar Mikael.
Pameran internasional patung bertajuk “Climate Change” bisa dinikmati di Monumen Jogja Kembali, Jalan Pajajaran (Ringroad Utara) Jongkang, Sariharjo, Kec. Ngaglik-Sleman hingga 29 Agustus 2024.
Kirim Komentar