Seni & Budaya

“After Romance”. Meramal Nasib dari balik Bilik Suara.

Oleh : Moh. Jauhar al-Hakimi / Kamis, 11 Juli 2024 14:02
“After Romance”. Meramal Nasib dari balik Bilik Suara.
After Romance (1 of 12) – mixed media – variabel dimensi – 2024 – Stefanus Endy Pragusta. (Foto ; Moh. Jauhar al-Hakimi)

Gudeg.net – Dua belas karya tiga matra dalam citraan hitam dipresentasikan seniman-perupa muda Stefanus Endy ‘Endru’ Pragusta di ArtJog 2024. Sebagaimana karya-karya tiga matra mutakhir Endru, objek aneh hasil dari deformasi bentuk (objek benda, hewan, manusia) yang kemudian direkonstruksi dalam satu karya menjadi pembacaannya atas realitas ataupun fenomena sosial yang ditemuinya.

“Masih seputar pembacaan fenomena sosial di sekitar tempat tinggal saya.” kata Endru saat ditemui pada pembukaan ArtJog 2024, Jumat (28/6) sore di pelataran Jogja National Museum.

Kedua belas karya tiga matra Endru tersebut dalam ukuran yang tidak terlalu besar dibawah 60 cm dalam medium cat hitam di atas resin terpajang pada masing-masing pustek pada ruangan putih. Perpaduan warna yang dramatis hitam-putih senada dengan tema karya yang diangkatnya ‘After Romance’. Endru menjadi salah satu nominator Young Artist Award ArtJog 2024 bersama tujuh seniman-perupa muda lainnya.

Pengunjung ArtJog sedang memperbincangkan karya After Romance. (Foto ; Moh. Jauhar al-Hakimi)

Tahun 2018 dalam pameran tunggal perdananya Endru mengangkat realitas sosial masyarakat Gunung Kidul dalam tajuk ‘Playstore’. Ketika itu dengan teknologi sederhana yang ditanamkan pada karyanya, bisa jadi digunakan simbol oleh Endru bagi masyarakat untuk mengejar lajunya penetrasi investasi dalam dunia-indsutri pariwisata meskipun mungkin hanya untuk berebut remah-remah ekonomi yang tercecer dari pertarungan industri pariwisata di Gunung Kidul.

Apakah meningkatkan potensi diri dengan teknologi sederhana hanya untuk mengejar akselerasi menjadi cukup aman dalam banyak hal? Mampukah masyarakat bersaing? Atau justru terlindas dan tersingkir dalam kesunyian di tengah hiruk-pikuk industri pariwisata yang sedang bertumbuh? Sepuluh tahun terakhir investasi bisnis pariwisata masuk secara masif di berbagai lini.

Beberapa waktu lalu pesohor Raffi Ahmad yang berniat menanamkan investasi pada sebuah proyek resort di Gunung Kidul dengan berbagai alasan akhirnya mengurungkan niatnya tersebut, salah satunya adalah lokasi proyek yang berada di Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gunung Sewu yang masuk dalam wilayah yang dilindungi sebagai geopark dunia sehingga pengelolaannya harus memperhatikan banyak hal termasuk kelestarian lingkungannya.

After Romance (11 of 12) – mixed media – variabel dimensi – 2024 – Stefanus Endy Pragusta. (Foto ; Moh. Jauhar al-Hakimi)

Secara sederhana Endru ketika itu sedang menggugah kesadaran bahwa Gunung Kidul dengan seluruh potensi wisata alamnya saat ini adalah playzone sekaligus playstore bagi siapapun.

Lahir dan besar di Tepus, Gunung Kidul, kultur pesisir menjadi keseharian Endru. Dari permasalahan sosial-lingkungan sehari-hari yang ada di sekitarnya lahir karya-karya Endru sebagai pembacaan realitas, interpretasi, sekaligus kritik atas permasalahan yang ada.

Selepas menyelesaikan kuliahnya pada Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Yogyakarta, Endru kembali ke kampung kelahirannya dan menjadi pengajar di SMKN Tepus, Gunung Kidul. Sebuah rumah tua milik orang tuanya di Wonosari disulap menjadi studio tempat berproses kreatif.

After Romance (10 of 12) – mixed media – variabel dimensi – 2024 – Stefanus Endy Pragusta.  (Foto ; Moh. Jauhar al-Hakimi)

“Pagi-siang berangkat ke Tepus mengajar. Sepulang dari sekolah kembali ke studio pegang karya yang belum selesai. ‘Turun’ ke Jogja kalau ada karya yang perlu dikirim ke galeri atau diikutkan pameran. Selebihnya saya banyak beraktivitas di Gunung Kidul.” kata Endru

Istilah ‘turun’ menjadi hal menarik bagi masyarakat Gunung Kidul untuk menyebut perjalanan yang kerap dilakukan menuju wilayah Kota Yogyakarta. Di kalangan seniman Gunung Kidul perjalanan tersebut bahkan diistilahkan sebagai Jowo Mumed (Jogja Wonosari Munggah Medhun – Jogja Wonosari Naik Turun) untuk memberikan gambaran mobilitas rutin mereka.

Dalam lima tahun terakhir Endru banyak menghasilkan karya tiga matra dalam tema yang berbeda. Sebagian besar tema tersebut sekaligus menjadi projek riset atas fenomena ataupun realitas sosial-lingkungan yang berkembang.

Dua tahun lalu berkolaborasi dengan peneliti muda yang memiliki ketertarikan pada sejarah di nusantara Bagas Setia Wicaksana, Ruang Melamun, dan FFF Studio, Endru menggarap projek ‘Mencari Kodok di Laut Selatan Jawa’. Satu karya tiga matranya berjudul ‘Brajal’ ketika itu dipresentasikan pada Pameran Tunggal Satu Karya di Studio Kutunggu di Pojok Ngasem Universitas Widya Mataram  hingga 2 September 2022.

Influencer seni Bill Mohdor membuat konten dengan latar karya Endru saat pembukaan ArtJog 2024, Jumat (28/6) sore. (Foto ; Moh. Jauhar al-Hakimi)

“Dua kali Sultan Agung menyerang VOC di Batavia dengan armada lautnya dan mengalami kegagalan dalam penaklukkan. Saya jadi berpikir prajurit maritim Mataram saat itu secara visual seperti apa? Selama ini masyarakat mengenalnya sepuluh bregada Keraton Yogyakarta dan tidak ada satupun dari sepuluh itu yang menggambarkan sebagai prajurit maritim.” ujar Endru.

Dari berbagai diskusi dengan koleganya Endru melakukan interpretasi ulang atas prajurit maritim Mataram di masa lalu dalam konteks hari ini sehingga lahirlah karya Brajal. Sebuah visualisasi rekaan prajurit maritim Mataram dalam hari ini yang bersama-sama memperjuangkan masa depan dalam budaya maritimnya di Laut Selatan.

Pola kerja kreatif membangun ruang dialog berdiskusi dan sharing dengan kolega serta pembacaan realitas sosial dari lingkungan sekitarnya menjadi pilihan menarik Endru saat memutuskan untuk berproses kreatif di wilayah Gunung Kidul. Ketika dunia sudah terhubung dengan belahan dunia lain, tempat bukan lagi menjadi kendala.

After Romance. Saat masyarakat meramal nasib dirinya dari balik bilik suara

 “Hari Rabu 14 Februari menjadi momen bersejarah bagi saya. Dalam momen bersejarah tersebut saya menjadi anggota KPPS di Desa saya, yaitu Purwodadi, Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta.” jelas Endru.

Pada hari itu Endru melaksanakan tugas sekaligus menjadi salah satu yang menandatangani hasil kemenangan pasangan Presiden dan Wakli Pesiden Prabowo dan Gibran setelah pasangan tersebut mendapatkan perolehan suara dengan kemenangan mutlak dibanding dua pasangan calon lainnya.

“Setiap membacakan surat suara yang tercoblos pasangan nomor 02, sebagian besar warga berteriak ‘horeeeee’. Begitu seterusnya hingga diumumkan hasil Pemilihan Presiden, warga menyambut gembira kemenangan tersebut.” jelas Endru.

Istirahat sejenak setelah penghitungan suara Pilpres digunakan Endru untuk  melihat perkembangan di tempat lain melalui media sosialnya. Selain informasi yang dia dapatkan, kegaduhan menghiasi linimasa media sosialnya.

“Tiba tiba ada anak kecil menggunakan sepeda lewat dan berkata ‘Horeee Praroro menang’. Seketika saya teringat tentang ramalan-ramalan politik tentang kecurangan politik hari ini.” jelas Endru.

Endru menambahkan narasi demi narasi yang berkembang di masyarakat maupun di media sosial sebelum dan setelah pencoblosan tentang bagaimana nasib Indonesia ketika dibawah Prabowo yang notabene menjadi bagian dari Orde Baru, Gibran yang dianggap masih terlalu dini di kancah politik nasional, dan keterlibatan pihak-pihak penguasa untuk kubu pasangan nomor urut 02.  Berbagai tulisan, pendapat, opini dari berbagai sudut pandang yang meramalkan nasib Indonesia kedepannya, belum lagi dimasa minggu tenang muncul film ‘Dirty Vote’ yang merangkum situasi politik hari ini dengan rapih.

“Dalam benak saya  momen ini tentunya sangat menarik sekiranya direkam dan dipresentasikan menjadi sebuah karya, ketika melihat banyak prespektif berbeda yang saya alami tentang bagaimana ramalan itu berkerja di kalangan ahli dan masyarakat. After Romance adalah tentang bagaimana ramalan itu bekerja (dalam alam pikir warga).” jelas Endru.

Saat penghitungan kedua dimulai untuk surat suara Pileg DPR RI, kursi-kursi yang semula penuh berangsur-angsur ditinggalkan warga, hanya tersisa lima saksi dari beberapa partai politik dan satu petugas Panwaslu  yang masih duduk di kursi untuk melanjutkan penghitungan suara. Waktu terus berlanjut hingga proses penghitungan selesai.

Lewat tengah malam, sambil merekap hasil ke Salinan dan melakukan beberapa pengisian adminitrasi yang harus diselesaikan, beberapa beberapa warga yang datang ke balai dusun menemani petugas KPPS yang masih bekerja.

Obrolan ala kampung pun mengalir. “Wah iki sesuk jamane iso podo Pak Harto meneh, opo opo murah, sik dadi mantune soale. (Wah besok jamannya bisa seperti Pak Harto lagi, apa apa murah, yang jadi (Presiden) menantunya), celetuk salah satu warga dan disambung obrolan warga lainya obrolan politik yang menarik tentang bagaimana mereka meramalkan kehidupan mereka sendiri dibawah Pemerintahan terpilih nantinya.

“Bagaimana masyarakat dapat membangun ramalan mereka sendiri untuk menghadapi situasi politik dengan pengetahuan yang seadanya. Bagaimana mereka mempresentasikan kedepanya seperti apa dan harus bagaimana di posisi sebagai petani, nelayan, pedagang pasar. Mereka terlihat mahir menentukan ramalan nasib mereka sendiri untuk survive kedepanya. Hal ini menjadi dilematis juga ketika banyak ahli politik meramalkan keburukan yang akan terjadi di hari esok namun sebagian masyarakat meramalkan kebaikan yang akan terjadi dan tentunya mau tidak mau siap menerimanya atau dengan jalan lain mengubah nasib ramalan tersebut.” pungkas Endru.

Sebagaimana projek Endru terdahulu ‘Playstore’, dan ‘Mencari Kodok di Laut Selatan Jawa’, ‘After Romance’ menjadi upaya kecil Endru merawat ingatan kolektif keseharian masyarakat dikaitkan pada realitas yang sedang terjadi hari-hari ini di tanah kelahirannya Gunung kidul: penetrasi investasi/modal yang diikuti dengan perlombaan perebutan sumberdaya ekonomi-alam, orkestrasi dan kontestasi kekuasaan, pada saat bersamaan masyarakat memiliki caranya sendiri membangun ‘ramalan’ nasib dan mimpinya meski kadang hanya sebatas untuk bertahan hidup.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RADIOQ 88,3 FM

    RADIOQ 88,3 FM

    RadioQ 88,3 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    ISTAKALISA 96.2 FM

    ISTAKALISA 96.2 FM

    Radio Istakalisa FM Yogyakarta


    MASDHA FM

    MASDHA FM

    Masdha FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini