Seni & Budaya

“Tat Twam Asi”, Saling Asah-Asih-Asuh Menjaga Semangat Bersama.

Oleh : Moh. Jauhar al-Hakimi / Kamis, 11 Juli 2024 14:27
“Tat Twam Asi”, Saling Asah-Asih-Asuh Menjaga Semangat Bersama.
Menunggu Operasi – pensil, pena di atas kertas – 29,7 cm x 21 cm – 2023 – Joko Gundul. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Gudeg.net – “(Atas alasan itulah) makanya saya berada di sini saat ini sebagai bentuk dukungan saya yang konkrit. Dengan senang hati saya akan mengoleksinya, dan berjanji untuk bisa datang lagi pada presentasi-presentasi serupa di masa datang. Kita berjuang bersama. You are not alone.”

Kalimat tersebut disampaikan Irma Hutabarat (presenter-aktivis Institute of Civic Education –ICE- on Indonesia) saat membuka pameran seni dari pasangan Sri Lestari Pujiastuti – Joko ‘Gundul’ Sulistiono di Jiwa Gallery, Jumat (5/7) sore.

Setelah menggelar pameran duo dengan tajuk “Sulih, Pulih, Luwih” di G-Printmaking Februari tahun lalu, Joko Gundul dan Tuti kembali menggelar pameran duo dengan tajuk “Tat Twam Asi”.

Jika pada pameran sebelumnya Joko dan Tuti lebih banyak memperbincangkan realitas yang sedang mereka hadapi saat Tuti menjalani terapi awal kanker yang diidapnya di RSUP Dr. Sardjito, pada pameran “Tat Twam Asi” Tuti kembali pada pola karya sebelumnya yang penuh warna, figur peri-anak kecil-satwa, serta lanksap dreamland yang menjadi ciri khas karyanya. Sementara Joko Gundul bergulat dengan metafora atas perjalanan mendampingi Tuti selama menjalani terapi lanjutan.

“Tuti kembali pada karya semula, begitupun saya dengan eksplorasi drawing hitam-putih. Tapi ada enam karya drawing yang itu kolaborasi berdua dengan Tuti. Menjaga semangat dan harapan, gaezz.” jelas Joko Gundul, Jumat (5/7) sore.

Karya kedua seniman dipajang terpisah di dua pendopo kecil Jiwa Gallery yang berbentuk kandang sapi. Di pendopo sebelah timur dipajang karya drawing Joko Gundul yang keseluruhannya dalam medium pensil dan tinta di atas kertas. Sementara karya Tuti dan enam karya drawing kolaborasi dipajang pada pendopo sebelahnya.

Sri Lestari Pujiastuti menyerahkan karya lukisan kepada Irma Hutabarat saat pembukaan pameran, Jumat (5/7) sore. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Saling menjaga semangat dan harapan menjadi titik simpul pameran “Tat Twam Asi” sebagaimana dijelaskan Irma dalam sambutan pembukaan pameran.

“Saya selalu mengagumi perempuan-perempuan yang berjuang dan perjuangan Astuti patut mendapat dukungan sesuai tema yang diangkat Tat Twam Asi yang pada hakikatnya adalah ajaran untuk saling mengasihi, untuk saling menjaga, dan saling mendukung.” papar Irma dalam sambutan pembukaan pameran, Jumat (5/7) sore.

Hal tersebut dilakukan Irma untuk mengapresiasi karya sekaligus memberikan dukungan kepada pasutri –terutama Tuti- yang sedang berjuang melawan kanker yang dideritanya. Irma memberi penekanan kegiatan-kegiatan seperti ini seharusnya bisa menjadi agenda yang rutin bukan hanya ketika sedang berjuang, namun bagaimana karya-karya tersebut pada akhirnya bisa berbicara.

“Saya belum bertemu dengan Astuti dan Joko, tapi melihat karya-karyanya saya langsung jatuh cinta melalui foto-foto karya yang dikirimkan ke saya. Saya sudah mencintai karya-karya yang ada bahkan sebelum bertemu dengan senimannya.” jelas Irma

Pengunjung mengamati karya-karya Joko Gundul. (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Irma menambahkan kisah dibalik sebuah karya menjadi estetika lain dari sebuah karya seni tidak sekedar drama-tragedi, namun menjadi semacam jurnal atau diary yang direkam menjadi ingatan. Hal tersebut tercermin dalam karya-karya Joko Gundul dimana ada pain (penderitaan) ada harapan, ada semangat, ada kekuatan, sehingga semua pergumulan batin tercermin pada sketsa-drawing yang dihasilkan.

“Ini penting bukan sekedar karyanya yang artistik namun ada spirit yang menyertainya tentang perjuangan seorang perempuan melawan kanker yang dideritanya. Pada saat bersamaan, seorang suami yang sama-sama berjuang. Mendampingi istrinya yang sedang berobat itu sama sakitnya. Dari citraan karya terlihat misalnya Joko lebih paintfull dibanding Astuti. Dari citraan karya yang sakit siapa, yang menderita siapa.” imbuh Irma.

Sebuah karya drawing yang dibuat Joko pada 10 Januari 2023 dalam medium pensil dan pena di atas kertas berjudul ‘Menunggu Operasi’ dengan figur Astuti yang sedang duduk terbaring dengan sketchbook  dan pensil adalah salah satu diary Joko mencatat peristiwa demi peristiwa dirinya mendampingi istrinya Astuti menjalani perawatan kanker yang dideritanya. Berkarya selama masa penantian dari satu kejadian ke kejadian lain menjadi solusi diantara penderitaan dan penantian yang mereka lalui berdua. Saling memahami sekaligus saling menjaga harapan.

Tat Twam Asi, You feel each others. Astuti yang kena kanker Joko yang merasakan penderitaan itu. Ada dialektika yang indah. Joko merasakan penderitaan dan kegelisahannya kedalam karya. Itu dahsyat ketika pada saat bersamaan Joko juga melakukan penguatan dirinya sendiri ‘aku ra popo’, ‘I’m fine’, ‘I’m taking my paint’. Sebuah paradoks untuk tetap menjaga semangat, meskipun bisa jadi hatinya memendam kesedihan yang luar biasa atas kejadian demi kejadian yang dialaminya.” pungkas Irma.

Pengunjung mengamati karya-karya Sri Lestari Pujiastuti, (Foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

Lebih luas lagi, ajaran Tat Twam Asi memandang seluruh mahluk adalah sama. Perasaan sama tersebut akan membangung sikap saling menghormati, saling menghargai, rasa memiliki, rasa kekeluargaan, dan merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaanya. Kesamaan rasa menjadikan individu untuk selalu menjaga perasaan orang lain, tidak memiliki rasa iri hati dan dengki, selalu berbagi baik suka maupun duka, serta merasa bertanggung jawab terhadap kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.

Tat Twam Asi mengandung asas suka duka, sagilig saguluk salunglung sabayantaka (bersatu padu saling menghargai pendapat orang lain dan saling mengingatkan), paras paros sarpanaya (saling menyayangi dan hidup saling tolong-menolong), saling asih, saling asah, dan saling asuh.

Pameran duo Sri Lestari Pujiastuti-Joko ‘Gundul’ Sulistiono bertajuk “Tat Twam Asi” berlangsung hingga 28 Juli 2024 di Jiwa Gallery, Bangunjiwo-Kasihan, Bantul.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RADIOQ 88,3 FM

    RADIOQ 88,3 FM

    RadioQ 88,3 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    ISTAKALISA 96.2 FM

    ISTAKALISA 96.2 FM

    Radio Istakalisa FM Yogyakarta


    MASDHA FM

    MASDHA FM

    Masdha FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini