Seni & Budaya

Vertigong akan Tampil pada Nisville Jazz Festival

Oleh : Moh. Jauhar al-Hakimi / Senin, 05 Agustus 2024 11:22
Vertigong akan Tampil pada Nisville Jazz Festival
Formasi lengkap Vertigong yang akan melakukan lawatan ke lima negara Eropa pada bulan Agustus-September 2024.. (Foto : official doc. Vertigong).

Gudeg.net – “Mohon doa dan dukungannya, Vertigong akan menjalani tur ke lima negara di Eropa. Ini sedang persiapan keberangkatan tanggal 7 Agustus nanti.”

Sebuah pesan masuk dari musisi dengan latar belakang ethnomusikologi Purwanta, Rabu (24/7) tentang rencana lawatan kelompok musik Vertigong ke lima negara Eropa diantaranya Serbia dan sekira satu bulanan.

“Vertigong akan tampil di main stage saat pembukaan The 30th Anniversary of Nisville Jazz Festival, Senin (15/8) di Niš Fortress Plateau.” jelas Purwanta melalui sambungan telepon di sela-sela pengurusan Visa di Jakarta, Rabu (31/7) siang.

Vertigong didirikan Purwanta menggandeng musisi muda menggabungkan musik tradisi dan modern terdiri Paulus Neo Prasetyo (piano), Mohamad Farigh Dewanto (bass), Dimas Suryo Kencono (drum) dan Anting Retno Windhari Widodo (vokal), sementara Purwanta sendiri kerap memainkan instrumen perkusi gamelan Bonang.

“Menggabungkan musik tradisi dengan musik modern dengan berbagi ruang secara adil, tidak sedang menjadi tempelan namun bagaimana kita blended menjadi satu ramuan untuk sebuah  estetika baru. Vertigong mencoba berdiri pada posisi tersebut.” jelas Purwanta dalam sebuah obrolan ringan, November tahun lalu.

Pada awalnya Vertigong adalah nama repertoar yang diperkenalkan Purwanta dalam beberapa kali performnya. Dalam perjalanannya Vertigong berkembang menjadi sebuah kelompok yang dimaksudkan untuk pembeda antara ruang eksplorasi dan capaian artistik sebagai identitas personal. Sejak awal tahun 2023 Purwanta mengajak generasi baru musik Indonesia untuk bergabung dan berkarya bersama.

Lawatan Vertigong ke Eropa berawal dari undangan Ivan Blagojevic dari Nisville Jazz Festival (Serbia) dan Vinko Mihajlovic dari Petrovac Jazz Festival (Montenegro) yang menonton langsung perform Vertigong saat showcase pada Indonesia World Jazz Meeting 2023 di Artotel Suites Bianti Yogyakarta, November tahun lalu.

Ketika itu Vertigong menampilkan tiga repertoar Overhead, Me Grand, dan Vertigong.

“Hanya dikasih waktu lima menit untuk showcase tiga repertoar. Cukuplah meski harus oyak-oyakan. Ha ha ha...” jelas Purwanta.

Tiga repertoar tersebut pernah ditampilkan dalam format lengkap di Lapangan bekas Kampus STIE Kerjasama Jalan Parang Tritis Yogyakarta, November tahun lalu. Ketika itu Vertigong menampilkan ketiga repertoar sekira 30 menitan.

“Ada beberapa yang sepuluh menitan, lima belas, bahkan ada yang sampai dua puluh lima menit. Komposisi musiknya dibuat mengalir saja dengan mencoba meramu dengan membuat komposisi secara adil antara musik diatonis dan pentatonis. Saat perform bahkan setiap personil bisa merespons dalam dinamika yang terbangun saat itu. Salah tidak apa-apa. Itu justru menjadi bagian dari pertunjukan. Di situlah Vertigong memaknai estetika baru yang muncul.” imbuh Purwanta, Rabu (31/7) siang.

Repertoar berjudul Overhead berupa komposisi instrumental yang agak unik karena selain ritme dengan berbagai metrik juga ada frasa di dalamnya. Sementara Me Grand bercerita tentang mimpi besar harapan untuk memberi karya terbaik sehingga ada alasan untuk menjadikannua sebagai sebuah grand karya.

Komposisi Vertigong versi lengkap yang ditampilkan November tahun lalu menjadi eksplorasi saling merespons antarpersonil Vertigong. Sebagai gambaran, ketika Purwanta memainkan pukulan bonang Purwanta direspons Neo dengan nada yang mirip dari pianonya. Begitupun sebaliknya. Atau saat saling merespons, tiba-tiba Farigh masuk dengan nada bass ditengah respons tersebut. Menjadi menarik ketika pada repertoar tersebut masing-masing personil melakukan solo jamming alat musiknya. Dinamika persenyawaan (chemistry) yang terjadi sepanjang repertoar turut pula membangun komposisi yang sedang dimainkan sebagai karya yang selalu tumbuh, Sebuah tawaran yang menarik.

Yang membuat Vertigong unik di kancah jazz dunia adalah penggunaan instrumen tradisional Bonang dengan kuartet jazz klasik, memadukan suara suara eksotis Timur Jauh (the exotic sound warmth of the Far East) dengan harmoni jazz-fusion yang mudah dikenali serta karakter vokal virtuoso Anting Retno.

“Purwanta sebagai maestro gamelan kerap menggarap beberapa kolaborasi jazz dan instrumen khas Indonesia. Vertigong adalah kiprah terbaru Purwanta dengan menggandeng kaum muda. Ini penting dan strategis. Dan tentunya membutuhkan banyak dukungan -terutama dalam hal pembiayaan- karena perjalanan yang cukup panjang pada lima negara Eropa.” jelas founder WartaJazz Agus Setiawan Basuni dalam pesan singkatnya, Selasa (30/7) siang.

Dengan penampilannya yang unik –Ivan Blagojevic menyebutnya Ethno-jazz-fusion- saat showcase pada Indonesia World Jazz Meeting 2023 itulah, Ivan Blagojevic dan Vinko Mihajlovic mengundang mereka untuk tampil pada festival di negaranya untuk tahun 2024.

Sebagai catatan, Nisville Jazz Festival (Serbia) telah berkembang menjadi sebuah festival jazz internasional yang menggabungkan jazz tradisional dengan tradisi etnik dari Balkan dan seluruh dunia. Festival ini menjadi tuan rumah lebih dari 17.000 musisi, dan disaksikan sekitar 200.000 penonton. Tahun 2024 Nisville Jazz Festival merayakan ulang tahun yang ke-30 dengan menggelar festival selama 15-18 Agustus. Undangan kepada Vertigong tentu akan turut membawa nama Indonesia di kancah world music.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    BPPTKG

    BPPTKG

    Radio Kotaperak FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini