Tubuhnya kerempeng, kepalanya botak, ditelinganya bergantung dua buah anting-anting yang besar. Sebelum memulai pembicaraan ia menyulut sebatang rokok, dengan senyumnya yang ramah ia tak keberatan untuk berbagi cerita.
Henry begitu bapak dua anak ini akrab dipanggil teman-temannya. 4 tahun yang lalu, ia dinyatakan positif menderita HIV/AIDS. Dunia seakan mau runtuh. benda-benda haram yang ia puja-puja dulu kini mulai merusak harapan dan mimpi-mimpinya. Tak berdaya dan ketakutan, itulah yang ia hadapi ketika tahu bahwa dirinya positif terkena HIV/AIDS. Itu 4 tahun yang lalu. Sekarang, hidupnya lebih berarti dengan kehadiran dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
Semasa duduk di bangku SMP di tahun 1993, laki-laki yang bernama lengkap Henry Sudoro ini sudah kecanduan dengan ganja dan minuman keras. Beranjak dewasa, ia mulai kecanduan dengan putau. Henry bersama teman-temannya memakai jarum suntik secara bergantian. Dari sinilah virus jahat itu menyerangnya. Tanpa ditunda-tunda, Henry langsung memeriksakan darahnya pada salah satu klinik di Yogyakarta.
Sekarang, Henry sudah dikaruniai dua buah hati yang lucu-lucu. Istrinya sampai sekarang negatif dari HIV/AIDS. Bahkan istrinya sekarang sedang mengandung anak ketiga. "Aku ingin menebus semua kesalahanku yang terdahulu. Aku dulu memang anaknya nakal. Suka nyusahin orang tua," ujar Henry. Penerimaan yang luar biasa dari istri dan keluarganya pun merupakan dukungan yang besar bagi kelangsungan hidup Henry saat ini.
Istri Henry mengaku kaget pertama kali mendengar Henry positif HIV/AIDS. Tak tinggal diam, perempuan yang berambut sebahu ini pun segera mencari tahu tentang HIV/AIDS dan cara-cara menghadapi orang yang hidup dengan HIV (ODHA). "Bagi saya ini bukan penyakit. Kenapa harus dijauhi? Bagi saya kalau sakit itu, kalau nggak bisa bangun dari tempat tidur, nggak bisa beraktivitas," ujarnya.
Kehidupan sehar-hari Henry diisi dengan membuat kerajinan tangan dari kuningan. Biasanya ia membuat peralatan gereja yang memang banyak dibuat dari kuningan. Selain itu, Henry juga terlibat sebagai koordinator Contrast Community, salah satu komunitas ODHA. Henry aktif melakukan penyuluhan-penyuluhan di berbagai tempat. Ini adalah salah satu usahanya untuk menebus kesalahan di masa lalunya.
Henry juga berpesan kepada teman-teman ODHA lainnya untuk mengisi hidup kegiatan yang lebih bermanfaat lagi. Minum air putih, rajin mengkonsumsi suplemen serta rajin berolah raga akan membuat hidup kita lebih sehat dan berharga. "Tidak pernah ada kata terlambat untuk memulai hidup yang "lurus", pesan Henry.
Setiap 1 Desember, dunia memperingati Hari AIDS. Di Indonesia menurut catatan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) jumlah pengidap HIV/AIDS sudah mencapai 3.607 orang pada Oktober 2008. Jumlah ini menurut KPA menjadi berlipat ganda setelah sebelumnya di tahun 2005 jumlah pengidap HIV/AIDS berkisar 1.800 orang.
Henry begitu bapak dua anak ini akrab dipanggil teman-temannya. 4 tahun yang lalu, ia dinyatakan positif menderita HIV/AIDS. Dunia seakan mau runtuh. benda-benda haram yang ia puja-puja dulu kini mulai merusak harapan dan mimpi-mimpinya. Tak berdaya dan ketakutan, itulah yang ia hadapi ketika tahu bahwa dirinya positif terkena HIV/AIDS. Itu 4 tahun yang lalu. Sekarang, hidupnya lebih berarti dengan kehadiran dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
Semasa duduk di bangku SMP di tahun 1993, laki-laki yang bernama lengkap Henry Sudoro ini sudah kecanduan dengan ganja dan minuman keras. Beranjak dewasa, ia mulai kecanduan dengan putau. Henry bersama teman-temannya memakai jarum suntik secara bergantian. Dari sinilah virus jahat itu menyerangnya. Tanpa ditunda-tunda, Henry langsung memeriksakan darahnya pada salah satu klinik di Yogyakarta.
Sekarang, Henry sudah dikaruniai dua buah hati yang lucu-lucu. Istrinya sampai sekarang negatif dari HIV/AIDS. Bahkan istrinya sekarang sedang mengandung anak ketiga. "Aku ingin menebus semua kesalahanku yang terdahulu. Aku dulu memang anaknya nakal. Suka nyusahin orang tua," ujar Henry. Penerimaan yang luar biasa dari istri dan keluarganya pun merupakan dukungan yang besar bagi kelangsungan hidup Henry saat ini.
Istri Henry mengaku kaget pertama kali mendengar Henry positif HIV/AIDS. Tak tinggal diam, perempuan yang berambut sebahu ini pun segera mencari tahu tentang HIV/AIDS dan cara-cara menghadapi orang yang hidup dengan HIV (ODHA). "Bagi saya ini bukan penyakit. Kenapa harus dijauhi? Bagi saya kalau sakit itu, kalau nggak bisa bangun dari tempat tidur, nggak bisa beraktivitas," ujarnya.
Kehidupan sehar-hari Henry diisi dengan membuat kerajinan tangan dari kuningan. Biasanya ia membuat peralatan gereja yang memang banyak dibuat dari kuningan. Selain itu, Henry juga terlibat sebagai koordinator Contrast Community, salah satu komunitas ODHA. Henry aktif melakukan penyuluhan-penyuluhan di berbagai tempat. Ini adalah salah satu usahanya untuk menebus kesalahan di masa lalunya.
Henry juga berpesan kepada teman-teman ODHA lainnya untuk mengisi hidup kegiatan yang lebih bermanfaat lagi. Minum air putih, rajin mengkonsumsi suplemen serta rajin berolah raga akan membuat hidup kita lebih sehat dan berharga. "Tidak pernah ada kata terlambat untuk memulai hidup yang "lurus", pesan Henry.
Setiap 1 Desember, dunia memperingati Hari AIDS. Di Indonesia menurut catatan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) jumlah pengidap HIV/AIDS sudah mencapai 3.607 orang pada Oktober 2008. Jumlah ini menurut KPA menjadi berlipat ganda setelah sebelumnya di tahun 2005 jumlah pengidap HIV/AIDS berkisar 1.800 orang.
Kirim Komentar