Sepanjang Januari hingga Mei 2009, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Yogyakarta menemukan sebanyak 50 penderita HIV/AIDS baru. KPA terus melakukan sosialisasi guna menekan penyakit yang belum ada obatnya tersebut.
Manajer Proyek Implementasi KPA Kota Yogya Lumowah Sebastianus Wibisono dalam Malam Renungan AIDS Nusantara 2009 di pendopo rumah dinas walikota beberapa waktu lalu mengatakan, sejak 2006, KPA menemukan jumlah penderita sebanyak 1050 kasus. Sedangkan angka kumulatif yang berhasil diidentifikasi sejak tahun 1993 sebanyak 684 HIV dan 244 AIDS.
"Dengan adanya acara malam renungan ini KPA berharap masyarakat luas dapat memahami secara benar mengenai HIV/AIDS termasuk unsur penularannya dan pencegahannya, renungan ini diadakan secara serentak diseluruh Indonesia," jelasnya.
Diperkirakan jumlah penderita HIV/AIDS ini akan terus bertambah hingga 2011 mendatang. Kondisi ini merupakan hal yang wajar dan mengingat dalam lima tahun terakhir terdapat penambahan penderita. Ini menunjukkan jika kesadaran masyarakat dalam memeriksakan diri VCT (voluntery conssulting and testing) tinggi sehingga banyak ditemukan kasus.
Adapun penanganan yang selama ini dilakukan adalah pendampingan. Dia mengakui, hambatan yang biasa dialami dalam proses pendampingan untuk mencegah penularan AIDS di antaranya keterbukaan pasien masih tergolong rendah. "Pasien cenderung tertutup sehingga kami mesti jemput bola," terangnya.
Hambatan lainnya adalah hambatan stigma dalam masyarakat yang cenderung mendorong seseorang yang berisiko HIV/AIDS enggan memeriksakan dirinya. Beberapa kalangan yang rentan terifeksi HIV di antaranya kalangan anak jalanan, waria, pekerja seks dan pengguna narkoba.
Manajer Proyek Implementasi KPA Kota Yogya Lumowah Sebastianus Wibisono dalam Malam Renungan AIDS Nusantara 2009 di pendopo rumah dinas walikota beberapa waktu lalu mengatakan, sejak 2006, KPA menemukan jumlah penderita sebanyak 1050 kasus. Sedangkan angka kumulatif yang berhasil diidentifikasi sejak tahun 1993 sebanyak 684 HIV dan 244 AIDS.
"Dengan adanya acara malam renungan ini KPA berharap masyarakat luas dapat memahami secara benar mengenai HIV/AIDS termasuk unsur penularannya dan pencegahannya, renungan ini diadakan secara serentak diseluruh Indonesia," jelasnya.
Diperkirakan jumlah penderita HIV/AIDS ini akan terus bertambah hingga 2011 mendatang. Kondisi ini merupakan hal yang wajar dan mengingat dalam lima tahun terakhir terdapat penambahan penderita. Ini menunjukkan jika kesadaran masyarakat dalam memeriksakan diri VCT (voluntery conssulting and testing) tinggi sehingga banyak ditemukan kasus.
Adapun penanganan yang selama ini dilakukan adalah pendampingan. Dia mengakui, hambatan yang biasa dialami dalam proses pendampingan untuk mencegah penularan AIDS di antaranya keterbukaan pasien masih tergolong rendah. "Pasien cenderung tertutup sehingga kami mesti jemput bola," terangnya.
Hambatan lainnya adalah hambatan stigma dalam masyarakat yang cenderung mendorong seseorang yang berisiko HIV/AIDS enggan memeriksakan dirinya. Beberapa kalangan yang rentan terifeksi HIV di antaranya kalangan anak jalanan, waria, pekerja seks dan pengguna narkoba.
Kirim Komentar