Kepala Pusat Sisdatin Geofisika Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Dr. P.J. Prih Harjadi, pada hari Senin (05/06) telah melansir pemberitahuan bahwa masyarakat tidak perlu mencemaskan isu akan terjadinya gempa bumi dahsyat yang diikuti oleh timbulnya tsunami. Berita yang tersebar melalui berbagai macam media tersebut, misalnya SMS, hendaknya tidak perlu ditanggapi secara berlebihan oleh masyarakat.
Isu tersebut menyatakan bahwa gempa bumi yang akan terjadi 11 hari setelah gempa bumi Yogyakarta-Jawa Tengah ditimbulkan oleh pergerakan lempeng tektonik India-Australia yang menabrak busur kepulauan Indonesia bagian Timur.
Namun, pada dasarnya sejak jutaan tahun yang lalu lempeng tektonik India-Australia bergerak ke arah utara dan menyusup atau menabrak ke bawah kepulauan Indonesia, dan sudah diketahui bahwa pergerakan tersebut menyebabkan Indonesia negara yang mempunyai aktivitas seismik tinggi.
Bagaimanapun juga, hingga hari Kamis (08/06) ini masih terjadi gempa-gempa susulan yang selalu berubah-ubah titik episentrumnya. Gempa terakhir dinyatakan berukuran magnitue 4,3 SR dengan kedalaman 15 KM yang berlokasi di daerah Klaten (7.80 LS 110.30 BT). Gempa tersebut terjadi pada pukul 11.14.24 WIB, menyusul peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi sehingga kecemasan masyarakat semakin besar.
Namun demikian bisa dinyatakan bahwa sampai dengan saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi akan terjadinya gempabumi dalam hitungan hari atau bulan. Dengan demikian setiap isu ataupu pernyataan yang memprediksi akan terjadinya suatu gempa bumi besar tentu tidak bisa dipertanggung jawabkan atau tidak perlu dipercaya.
Kirim Komentar