Informasi resmi dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang gempa tektonik menyebutkan bahwa gempa tektonik tersebut terjadi pada hari Sabtu, 27 Mei 2006, pukul 05.54.01 WIB. Pusat gempa terletak pada koordinat 8,007°Lintang Selatan - 110,286°Bujur Timur (dekat pantai, kurang lebih 25 kilometer barat daya kota Yogyakarta, dan kurang lebih 115 kilometer selatan kota Semarang), dengan kedalaman 17,1 kilometer.
Sejarah kejadian gempa bumi merusak yang terjadi di wilayah Yogyakarta tercatat tiga kejadian. Pertama, pada tahun 1867, 372 rumah roboh, 5 orang meninggal. Pada tahun 1943, 213 orang meninggal, 2.096 orang luka-luka, dan 2.800 rumah hancur. Dan pada tahun 1981, hanya tercatat gempa yang mengakibatkan dinding Hotel Ambarukmo retak-retak. Dengan rangkaian peristiwa ini, wilayah Yogyakarta dapat dikategorikan rawan bencana gempa bumi.
Penyebab gempa bumi 27 Mei 2006, adalah aktivitas sesar mendatar berarah BaratDaya-TimurLaut, berkedudukan N231°E, Dip 86° Slip 3°.
Gempa bumi tersebut dikategorikan juga sebagai gempa bumi merusak. Selain itu, wilayah Bantul masih berpotensi terjadi kerusakan besar karena dekat dengan sumber gempa bumi, dan wilayah lainnya yang dibangun oleh lapisan alluvial pantai endapan batu gamping dan endapan letusan gunungapi yang memperbesar efek goncangan gempa bumi.
Namun, gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan bahaya tsunami karena bersumber dekat pantai, dan juga gempa ini tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Merapi yang hingga hari Selasa (06/06) ini, masih dinyatakan AWAS oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta.
Kirim Komentar