Seni & Budaya

The Life of Butoh Dipentaskan di Jogja

Oleh : Dude / Senin, 00 0000 00:00

Panitia Asia Tri bekerjasama dengan Liaison International Butoh, Bank Art Studio, dan Agency of Cultural Affairs akan menggelar tarian kontemporer asal Jepang, "The Life of Butoh" pada 12-17 Desember pukul 19.30 WIB di Taman Budaya Yogyakarta.

Tari yang pertama kali diciptakan oleh Tatsumi Hijikata dan Kazuo Ohno pada tahun 1960 ini nantinya akan dimainkan oleh sepuluh penari dari Jepang, Jogja dan Solo. Dari Jepang akan hadir generasi pertama tari Butoh yakni Yoshito Ohno, Saga Kobayashi, Keiin Yoshimura, Tomiko Takai, Ko Murobushi, dan Yukio Waguri yang masing-masing merupakan murid langsung Tatsumi Hijikata dan Kazuo Ohno. Sedangkan penari dari Jogja dan Solo yang terlibat dalam pertunjukan ini adalah Besar Widodo, Jemek Supardi, Mugiyono Kasido, dan Broto Wijayanto.

Tarian Butoh, yang secara harfiahnya berarti tarian kegelapan ini digelar di Jogja guna pertukaran budaya antara Jepang dan Indonesia khususnya di Jogja yang selama ini memang telah jamak diselenggarakan.

Oleh Direktur Liaison International Butoh, Takashi Morishita, Butoh tak hanya dikenal di Jepang saja, namun telah diakui di negara barat seperti Eropa dan Amerika berkat konsep dan filosofi yang ada pada tarian eksploratif dan inovatif ini. Butoh menggambarkan kesedihan dan kegelapan yang diwujudkan dalam gerak tubuh yang abstrak.

"Pertunjukkan ini (The Life of Butoh -red) untuk mengembangkan pertukaran kebudayaan antara Jepang dan Indonesia. Untuk diketahui, Butoh telah diakui tak hanya di Jepang saja, namun juga di negara barat seperti Eropa dan Amerika," kata Takashi Morishita kepada wartawan di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta (11/12).

Sementara itu Direktur Asia Tri Jogja, Bambang Paningron menjelaskan bahwa acara ini dipersiapkan sekitar tiga bulan. Seniman dan kru yang terlibat di dalamnya sekitar 16 orang ditambah dengan sepuluh penari dari Jepang, Jogja dan Solo.  
 
Pada tahun 1959, dua orang penari Jepang yakni Tatsumi Hijikata dan Kazuo Ohno menggelar sebuah karya tari kecil berjudul "Kinjiki" atau warna yang terlarang. Digelar sebagai pentas tarian moderen penari yunior, tarian ini berujung kontroversi karena bertemakan homoseksual yang dianggap sebagai anti sosial. Sejak saat itulah Hijikata dan Ohno sekaligus Butoh muali dikenal di Jepang.

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM



    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini