![](/images/upload/wali_so1m.jpg)
"Untuk itu melalui peringatan ini diharapkan dapat menggugah rasa nasionalisme, mencintai Kota Yogyakarta dan Indonesia sebagai penghormatan atas perjuangan para pahlawan bangsa, selain itu diharapkan juga dapat menginspirasi masyarakat Kota Yogyakarta dalam menghadapi masa depan untuk membangun dan memajukan bangsa," ujar Walikota dalam sambutannya di Monumen Oemoem 1 Maret Yogyakarta, Minggu (01/03).
Ditambahkan oleh Walikota, Jiwa dan semangat patriotisme para kusuma bangsa hendaknya juga dimiliki oleh generasi muda penerus bangsa. Patriotisme saat ini bukan untuk berkorban di medan perang seperti pada jaman perjuangan kemerdekaan, tetapi lebih pada cinta dan loyalitas kepada tanah air dalam semua rasa, karsa dan karya sesuai dengan tantangan jaman
dan peradaban.
![](/images/upload/veteran.jpg)
"Saya titip, buatlah negara kita mandiri dalam ekonomi dan politik. Hilangkan segala ketergantungan dengan bangsa lain, dan buatlah rakyat cerdas," harapnya.
Mengenai kegiatan bersepeda, Walikota kembali mengkampanyekan "Sego Segawe" yang telah lama dirintisnya. Walikota yang pada kesempatan itu tampil dengan busana batik coklat dan peci hitam berbendera merah putih di sisi kanannya menyarankan agar masyarakat tidak memandang sepeda dengan sebelah mata. Menurutnya, meski sederhana sepeda memiliki makna dan peran yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari.
"Tindakan membiasakan diri bersepeda merupakan tindakan sederhana namun bijaksana untuk lingkungan dan masa depan. Jangan anggap enteng sepeda, karena dia menjadi bagian dari solusi problematik kota. Selain ramah lingkungan, hemat energi, dengan bersepeda membuat raga menjadi bugar dan menumbuhkan jiwa kesederhanaan. Empati terhadap yang lemah serta pembelajaran diri agar menjadikan pribadi yang berkarakter tidak mudah menyerah guna mencapai tujuan," ujarnya.
Rangkaian acara peringatan Serangan Oemoem 1 Maret 1949 diakhiri dengan acara tabur bunga di Taman Makam Pahlawan untuk menghormati dan mengenang para pahlawan. Upacara penghormatan dipimpin oleh Walikota dengan diikuti beberapa undangan dari mantan pejuang dan sejumlah pesepeda. Setelah meletakkan karangan bunga, Walikota melanjutkan untuk tabur bunga di makam Panglima Besar Jenderal Sudirman.
60 tahun lalu, benteng Vredeburg--salah satu markas tentara Belanda waktu itu--diserbu oleh TNI dan pejuang kemerdekaan Yogyakarta tepat pada pergantian hari. Kini, 1 Maret 2009, lokasi tersebut kembali diserbu oleh ribuan pesepeda dari empat penjuru Yogyakarta yakni sektor selatan, sektor barat, sektor utara dan sektor timur. (jkw/jml)
Kirim Komentar