Abu Marlo mengaku kagum pada penampilan dan kemampuan para kontestan The Master Junior Session 2 asal Yogyakarta. Menurutnya, kemampuan mereka di atas normal untuk magician atau pesulap yang berusia dini.
"Saya terkejut dan kagum dengan peserta audisi Jogja. Aksi mereka luar biasa. Banyak dari mereka yang sangat berbakat dengan kemampuan di atas normal," katanya di sela penjurian The Master Junior Session 2 Jogja di University Center UGM, Sabtu (17/10).
Abu bahkan menyatakan simpatinya bagi beberapa kontestan The Master Junior Session 2 Jogja yang menurutnya sangat kreatif hingga perlu dicontoh oleh peserta audisi di kota lain.
"Beberapa dari peserta bahkan membuat properti sulapnya sendiri dari sejumlah pertunjukan yang ditontonnya. selain itu, yang menarik adalah mereka lebih suka belanja di toko sulap daripada di toko mainan," ujarnya.
Menurut Abu Marlo, The Master Junior Session 2 bukanlah kompetisi sulap, melainkan pencarian magician kecil berbakat yang mampu menyuguhkan penampilan yang menarik bagi penonton.
"Yang kami nilai adalah performance, pembawaan, aktifias sulap, serta bagaimana mereka membawakan diri dalam menghibur penonton," katanya sambil menunjukkan sebuah alat sulap buatannya sendiri yang berupa sebuah pot kecil yang bisa memunculkan bunga.
Sementara itu salah satu kontestan asli Pekalongan, Mohammad Rafy Kurniawan (7) menyatakan ketertarikannya dengan magic berawal ketika pertama kali menonton aksi sulap Valentino melalui compact disc (CD) sewaktu ia berusia 3,5 tahun.
"Dari melihat CD, saya lalu tertarik untuk mengikuti gerakan dan aksinya. Setelah itu saya mencoba membuat alat sulapnya sendiri," kata anak kelas 2 SD ini dengan bersemangat.
Dalam audisi The Master Junior Session 2 Jogja yang digelar hanya sehari, Sabtu (17/10), sebanyak 13 peserta turut dalam ambil bagian. Nantinya, keseluruhan peserta dari Medan, Jogja, Bandung, dan Jakara hanya akan dipilih enam untuk tampil dalam pentas The Master Junior Session 2.
"Saya terkejut dan kagum dengan peserta audisi Jogja. Aksi mereka luar biasa. Banyak dari mereka yang sangat berbakat dengan kemampuan di atas normal," katanya di sela penjurian The Master Junior Session 2 Jogja di University Center UGM, Sabtu (17/10).
Abu bahkan menyatakan simpatinya bagi beberapa kontestan The Master Junior Session 2 Jogja yang menurutnya sangat kreatif hingga perlu dicontoh oleh peserta audisi di kota lain.
"Beberapa dari peserta bahkan membuat properti sulapnya sendiri dari sejumlah pertunjukan yang ditontonnya. selain itu, yang menarik adalah mereka lebih suka belanja di toko sulap daripada di toko mainan," ujarnya.
Menurut Abu Marlo, The Master Junior Session 2 bukanlah kompetisi sulap, melainkan pencarian magician kecil berbakat yang mampu menyuguhkan penampilan yang menarik bagi penonton.
"Yang kami nilai adalah performance, pembawaan, aktifias sulap, serta bagaimana mereka membawakan diri dalam menghibur penonton," katanya sambil menunjukkan sebuah alat sulap buatannya sendiri yang berupa sebuah pot kecil yang bisa memunculkan bunga.
Sementara itu salah satu kontestan asli Pekalongan, Mohammad Rafy Kurniawan (7) menyatakan ketertarikannya dengan magic berawal ketika pertama kali menonton aksi sulap Valentino melalui compact disc (CD) sewaktu ia berusia 3,5 tahun.
"Dari melihat CD, saya lalu tertarik untuk mengikuti gerakan dan aksinya. Setelah itu saya mencoba membuat alat sulapnya sendiri," kata anak kelas 2 SD ini dengan bersemangat.
Dalam audisi The Master Junior Session 2 Jogja yang digelar hanya sehari, Sabtu (17/10), sebanyak 13 peserta turut dalam ambil bagian. Nantinya, keseluruhan peserta dari Medan, Jogja, Bandung, dan Jakara hanya akan dipilih enam untuk tampil dalam pentas The Master Junior Session 2.
Kirim Komentar