Kawasan obyek wisata Kaliurang sebagai salah satu tujuan wisata utama di Sleman dan DIY, sungguh disayangkan menjadi daerah yang termasuk rawan terhadap aksi corat-coret atau vandalisme.
Hal tersebut dinyatakan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Dwi Supriyatno menyikapi aksi vandalisme yang kerap terjadi di wilayah Sleman, khususnya di kawasan wisata Kaliurang.
Menurutnya, seluruh pihak khususnya masyarakat Kaliurang diharapkan perannya dalam menjaga dan melestarikan kebersihan dan keindahan kawasan Kaliurang, khususnya terhadap aksi vandalisme yang mengganggu keindahan.
"Saya harapkan masyarakat luas khususnya di kawasan obyek wisata dan kawasan umum lainnya untuk berpartisipasi secara aktif dengan mencontoh warga Kaliurang yang memberikan teguran kepada pelaku vandalisme bahkan melaporkannya kepada pihak kepolisian, instansi terkait, pihak keluarga atau sekolah," imbaunya di Sleman, Yogyakarta, Rabu (9/12).
Terkait tertangkapbasahnya sejumlah pelaku vandalisme di kawasan Kaliurang oleh warga, Dwi menyatakan dukungannya dan penghargaannya bagi mereka.
"Selanjutnya polisi dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memanggil orang tua pelaku dan pihak sekolah untuk dipertemukan dengan siswa pelaku vandalisme," katanya seraya mengatakan bahwa langkah tersebut cukup efektif untuk mengurangi aksi vandalisme.
Selain adanya kesempatan dan ruang kosong, aksi vandalisme yang biasanya dilakukan oleh pelajar dinilai terjadi karena kurangnya ruang publik bagi mereka untuk menyalurkan ekspresi sebagai pembuktian jati diri.
Untuk itu, tak berlebihan kiranya jika anak muda diberikan sebuah ruang khusus bagi mereka untuk mengeksresikan minat dan kreatifitas mereka. Siapa tahu dari kesempatan tersebut muncul bakat dan potensi seni yang mampu dikembangkan dalam artian positif.
"Sepertinya pemerintah, swasta dan masyarakat perlu mempertimbangkan hal lain untuk mengurangi vandalisme dengan menyediakan ruang publik sebagai arena ekspresi kreatifitas generasi muda," harapnya.
Beberapa waktu lalu, Kota Yogyakarta menggelar Jogja Wall Nation, yang memberikan kesempatan bagi bomber-bomber muda di Kota Yogyakarta untuk berekspresi mengunakan cat warna dalam bentuk kompetisi. Tak tanggung-tanggung, hasil karya mereka pun selanjutnya dipamerkan di sepanjang Jalan Malioboro selama sepuluh hari untuk diapresiasi oleh masyarakat.
Hal tersebut dinyatakan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Dwi Supriyatno menyikapi aksi vandalisme yang kerap terjadi di wilayah Sleman, khususnya di kawasan wisata Kaliurang.
Menurutnya, seluruh pihak khususnya masyarakat Kaliurang diharapkan perannya dalam menjaga dan melestarikan kebersihan dan keindahan kawasan Kaliurang, khususnya terhadap aksi vandalisme yang mengganggu keindahan.
"Saya harapkan masyarakat luas khususnya di kawasan obyek wisata dan kawasan umum lainnya untuk berpartisipasi secara aktif dengan mencontoh warga Kaliurang yang memberikan teguran kepada pelaku vandalisme bahkan melaporkannya kepada pihak kepolisian, instansi terkait, pihak keluarga atau sekolah," imbaunya di Sleman, Yogyakarta, Rabu (9/12).
Terkait tertangkapbasahnya sejumlah pelaku vandalisme di kawasan Kaliurang oleh warga, Dwi menyatakan dukungannya dan penghargaannya bagi mereka.
"Selanjutnya polisi dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memanggil orang tua pelaku dan pihak sekolah untuk dipertemukan dengan siswa pelaku vandalisme," katanya seraya mengatakan bahwa langkah tersebut cukup efektif untuk mengurangi aksi vandalisme.
Selain adanya kesempatan dan ruang kosong, aksi vandalisme yang biasanya dilakukan oleh pelajar dinilai terjadi karena kurangnya ruang publik bagi mereka untuk menyalurkan ekspresi sebagai pembuktian jati diri.
Untuk itu, tak berlebihan kiranya jika anak muda diberikan sebuah ruang khusus bagi mereka untuk mengeksresikan minat dan kreatifitas mereka. Siapa tahu dari kesempatan tersebut muncul bakat dan potensi seni yang mampu dikembangkan dalam artian positif.
"Sepertinya pemerintah, swasta dan masyarakat perlu mempertimbangkan hal lain untuk mengurangi vandalisme dengan menyediakan ruang publik sebagai arena ekspresi kreatifitas generasi muda," harapnya.
Beberapa waktu lalu, Kota Yogyakarta menggelar Jogja Wall Nation, yang memberikan kesempatan bagi bomber-bomber muda di Kota Yogyakarta untuk berekspresi mengunakan cat warna dalam bentuk kompetisi. Tak tanggung-tanggung, hasil karya mereka pun selanjutnya dipamerkan di sepanjang Jalan Malioboro selama sepuluh hari untuk diapresiasi oleh masyarakat.
Kirim Komentar