Pendidikan

"The White Tiger" Hadir di Yogyakarta

Oleh : Dude / Senin, 00 0000 00:00

Penerbit Andi bekerjasama dengan Toko Buku Gramedia meluncurkan novel yang telah memenangkan Booker Prize Award bertajuk "The White Tiger" karangan pertama orang India bernama Aravind Adiga.

Novel satire yang telah menjadi Best seller di India dan USA ini merupakan refleksi sosial yang dibuat dengan mengedepankan unsur karya sastranya yang cetakan pertamanya di Indonesia dibuat 20.000 buku.

"The White Tiger merupakan karya pertama Adiga dan dia merupakan orang berkebangsaan India yang ke-4 yang memenangkan award skala international setelah Arundati Roy, Salman Rushdie dan sebagainya," ujar Supervisor Penjualan Toko Buku Gramedia Plaza Ambarrukmo, Wiwin Kurniasih di Atrium Plaza Ambarrukmo Yogyakarta, Minggu (7/3).

Wiwin mengatakan novel ini di Indonesia diproduksi 20 ribu buku, dan di Yogyakarta sendiri sejak launching yang telah dilakukan Sabtu kemarin (6/3) didistribusikan 150 buku, dengan penjualan hari pertama saja sudah mencapai 33 buku, diperkirakan dalam waktu kurang dari tiga bulan, buku yang di bandrol dengan harga Rp.66.000 ini akan laris manis dipasaran.

"Mengingat buku ini mengangkat apa yang terjadi di India secara gamplang yang tidak ubahnya seperti merefleksikan keadaan sosial yang terjadi di Indonesia, disampaikan tanpa melebih-lebihkan dengan bahasa yang jujur dan lugas dapat menjadi bacaan favorite nantinya," ujarnya.

Lebih lanjut Wiwin menyatakan optimis akan penjualan buku ini, mengingat buku ini rencananya juga akan diangkat ke layar lebar sehingga nantinya juga akan membantu mendongkrak penjualan lebih tinggi.

Ditambahkan Kepala Bagian Promosi Umum Penerbit Andi, Dalmasius Jati Pangarsa yang telah membaca buku ini, The White Tiger yang merupakan novel pertama Aravund Adiga menceritakan tentang Balram Halwai yang mendapat julukan White Tiger karena ia adalah anak laki-laki terpandai di desanya, sebuah desa terpencil yang dikuasai oleh banyak tuan tanah keji.

"Balram lahir dari keluarga miskin, ia tak mampu menyelesaikan sekolah dan ia harus menghidupi keluarganya dengan bekerja di toko dan memecahkan batu. Suatu hari seorang penguasa tanah menyewanya sebagai pengemudi untuk mengantarkan anak laki-lakinya, Ashok, ke New Delhi. Di kota inilah Balram mempelajari bahwa hanya ada dua kelompok manusia yang dapat hidup di India dan juga di dunia, yaitu pembunuh dan mangsanya," papar Dalmasius Jati Pangarsa.

Lebih lanjut Dalmasius menceritakan Balram memutuskan untuk tidak menjadi mangsa orang-orang yang siap menindas dirinya, sejak keluarga Ashok menjadikannya kambing hitam untuk sebuah kecelakaan yang tak dilakukannya, walaupun untuk menjadi seseorang yang bisa bertahan hidup layak ia harus menjadi pembunuh dan pencuri. "Sebuah fiksi yang menarik dengan satire yang mengena bagi siapaun yang telah membacanya," katanya.

Dari cerita singkat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa orang pinggiran yang hampir separuh hidupnya dinikmati dalam kerumitan, kemiskinan, dan jadi babu hingga suatu ketika keadaan itu berbalik 180 derajat hampir menuju gerbang kesuksesan. Namun, semua keberhasilan memang membutuhkan pengorbanan dalam berbagai cara.

"Novel satire ini begitu dalam namun ditampilkan dengan gaya bahasa jujur apa adanya dan lalu terenyuh setelahnya. Cerita dari novel yang berhasil meraih penghargaan bookman prize ini segambar dengan keadaan di Indonesia," paparnya.

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    MBS 92,7 FM

    MBS 92,7 FM

    MBS 92,7 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini