Lebih dari setengah dari Rukun Warga (RW) atau sekitar 77 persen RW yang ada di Kota Yogyakarta belum mempunyai taman bacaan. Ini berarti terdapat 482 RW yang masih kekurangan dalam hal buku bacaan yang seharusnya bisa mereka peroleh.
Hal tersebut terungkap dalam workshop pencanangan keluarga membaca di wilayah Kota Yogyakarta yang digelar pada Rabu kemarin di Ruang Utama Atas, Kompleks Balikota Yogyakarta.
Masih banyaknya warga yang belum dapat mengecap bacaan buku membuat fasilitas perpustakaan komunitas di masing-masing RW sebagai upaya awal gerakan keluarga membaca di Kota Yogyakarta.
Kepala Kantor Arsip dan Perpusda Kota Yogyakarta, Sri Sulastri menyatakan saat ini taman bacaan yang sudah berdiri masih tergantung kepada individu, dan sebagian besar pengelolaannya masih jauh dari profesional.
"Untuk itu, program bantuan Pemkot berupa perpustakaan komunitas diharapkan menjadikan Kota Yogyakarta nol persen buta aksara sekaligus menjadikan membaca sebagai budaya masyarakat Kota Yogyakarta," katanya.
Untuk dapat mewujudkannya, seluruh pihak dalam hal ini adalah keluarga, sekolah dan masyarakat harus bekerjasama demi terciptanya budaya membaca serta mempertahankannya dalam masyarakat.
Hal tersebut terungkap dalam workshop pencanangan keluarga membaca di wilayah Kota Yogyakarta yang digelar pada Rabu kemarin di Ruang Utama Atas, Kompleks Balikota Yogyakarta.
Masih banyaknya warga yang belum dapat mengecap bacaan buku membuat fasilitas perpustakaan komunitas di masing-masing RW sebagai upaya awal gerakan keluarga membaca di Kota Yogyakarta.
Kepala Kantor Arsip dan Perpusda Kota Yogyakarta, Sri Sulastri menyatakan saat ini taman bacaan yang sudah berdiri masih tergantung kepada individu, dan sebagian besar pengelolaannya masih jauh dari profesional.
"Untuk itu, program bantuan Pemkot berupa perpustakaan komunitas diharapkan menjadikan Kota Yogyakarta nol persen buta aksara sekaligus menjadikan membaca sebagai budaya masyarakat Kota Yogyakarta," katanya.
Untuk dapat mewujudkannya, seluruh pihak dalam hal ini adalah keluarga, sekolah dan masyarakat harus bekerjasama demi terciptanya budaya membaca serta mempertahankannya dalam masyarakat.
Kirim Komentar