Meski hingga saat ini profesi puskatakawan masih dianggap sebagai profesi yang tak populer, hal tersebut tak harus menjadikan seorang pustakawan berperilaku yang tidak tepuji kepada orang lain.
Seharusnya, dengan anggapan tersebut, seorang pustakawan justru harus terpacu untuk bekerja secara profesional, tentunya dengan menampilkan apa yang terbaik yang dipunyainya. Sebenarnya tak susah, yang tepenting adalah harus tampil menarik.
Hal tersebut dinyatakan oleh Pustakawan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Endang Fatmawati dalam seminar nasional di Perpustakaan Universitas Atma Jaya (UAJY), Kamis (26/8).
Menurut Endang, untuk tampil menarik dalam melayani orang lain, seorang pustakawan harus memiliki kepribadian menarik yang diwujudkan dalam totalitas penampilan.
"Secara umum, kepribadian akan tampak pada sikap seseorang dalam kehidupan sehari-hari ketika berhubungan dengan orang lain. Masing-masing orang memiliki kepribadian yang unik dan berbeda-beda," ujarnya.
Untuk itu, menjadi seorang pustakawan harus mengerti apa itu humanis. "Humanis itu bagaimana seseorang memanusiakan manusia. Seseorang disebut humanis jika berlaku dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan perikemanusiaan.
Selain itu, secara sederhana humanis juga bisa diartikan sebagai perilaku yang menaganggap orang lain sebagai obyek terpenting tanpa berpegang pada ajaran agama atau budaya tertentu.
"Dalam praktiknya, seorang pustakawan harus humanis dalam berbagai hal baik penampilan, sikap, tindakan, ucapan, dan penampilan," tuturnya. Hal tersebut agar dapat memberikan kenyamanan bagi pemustakanya atau orang yang berkunjung ke perpustakaan.
Hal tersebut mengingat peran pustakawan yang sangat peting bagi masyarakat yang ingin memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi tertentu di perpustakaan. Untuk itu, seorang pusatakawan laiknya seorang resepsionis hotel yang selalu tersenyum dalam melakukan tugasnya melayani tamu hotel.
Secara lebih spesifik, Endang yang juga sebagai Kepala Perpustakaan FE Undip menambahkan bahwa seorang pustakawan setidaknya harus memperhatikan beberapa hal agar dinilai memiliki kepribadian yang baik.
"Pustakawan harus memiliki good behaviour, good appearance, dan good performance," terangnya. Untuk itu, seorang pustakawan setidaknya harus mampu mawas diri, apakah selama menjadi putakawan telah memberikan kepribadian terbaiknya.
Dengan kepribadian yang baik, seorang pustakawan akan mendapatkan simpati orang lain, mampu mengenal diri, peka terhadap lingkungan, tampil memesona, disiplin dalam kehidupan sehari-hari, dan yang terpenting adalah dapat menghargai orang lain.
Sementara itu Dekan Fakultas Ekonomi UAJY, Dorothea Warhu Ariani menegaskan agar pustakawan bangga dengan profesinya. Menurutnya, profesi pustakawan sejajar dengan dosen atau bahkan ilmuwan yang seringkali dibantunya.
"Pustakawan yang ideal adalah seorang yang profesional yang tak hanya puas memberikan informasi terhadap ilmuwan saja, tapi juga mampu menjadi seorang ilmuwan," katanya.
Menurutnya, hal tersebut bisa dilakukan dengan mengeluarkan apa yang ada di pikirannya dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, seorang pustakawan bisa disebut dengan profesional.
Saat ini, profesi pustakawan yang merupakan jabatan fungsional tak banyak diminati oleh orang. Biasanya orang akan lebih melirik jabatan struktural yang menjanjikan kenaikan jabatan berkala.
Seharusnya, dengan anggapan tersebut, seorang pustakawan justru harus terpacu untuk bekerja secara profesional, tentunya dengan menampilkan apa yang terbaik yang dipunyainya. Sebenarnya tak susah, yang tepenting adalah harus tampil menarik.
Hal tersebut dinyatakan oleh Pustakawan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Endang Fatmawati dalam seminar nasional di Perpustakaan Universitas Atma Jaya (UAJY), Kamis (26/8).
Menurut Endang, untuk tampil menarik dalam melayani orang lain, seorang pustakawan harus memiliki kepribadian menarik yang diwujudkan dalam totalitas penampilan.
"Secara umum, kepribadian akan tampak pada sikap seseorang dalam kehidupan sehari-hari ketika berhubungan dengan orang lain. Masing-masing orang memiliki kepribadian yang unik dan berbeda-beda," ujarnya.
Untuk itu, menjadi seorang pustakawan harus mengerti apa itu humanis. "Humanis itu bagaimana seseorang memanusiakan manusia. Seseorang disebut humanis jika berlaku dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan perikemanusiaan.
Selain itu, secara sederhana humanis juga bisa diartikan sebagai perilaku yang menaganggap orang lain sebagai obyek terpenting tanpa berpegang pada ajaran agama atau budaya tertentu.
"Dalam praktiknya, seorang pustakawan harus humanis dalam berbagai hal baik penampilan, sikap, tindakan, ucapan, dan penampilan," tuturnya. Hal tersebut agar dapat memberikan kenyamanan bagi pemustakanya atau orang yang berkunjung ke perpustakaan.
Hal tersebut mengingat peran pustakawan yang sangat peting bagi masyarakat yang ingin memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi tertentu di perpustakaan. Untuk itu, seorang pusatakawan laiknya seorang resepsionis hotel yang selalu tersenyum dalam melakukan tugasnya melayani tamu hotel.
Secara lebih spesifik, Endang yang juga sebagai Kepala Perpustakaan FE Undip menambahkan bahwa seorang pustakawan setidaknya harus memperhatikan beberapa hal agar dinilai memiliki kepribadian yang baik.
"Pustakawan harus memiliki good behaviour, good appearance, dan good performance," terangnya. Untuk itu, seorang pustakawan setidaknya harus mampu mawas diri, apakah selama menjadi putakawan telah memberikan kepribadian terbaiknya.
Dengan kepribadian yang baik, seorang pustakawan akan mendapatkan simpati orang lain, mampu mengenal diri, peka terhadap lingkungan, tampil memesona, disiplin dalam kehidupan sehari-hari, dan yang terpenting adalah dapat menghargai orang lain.
Sementara itu Dekan Fakultas Ekonomi UAJY, Dorothea Warhu Ariani menegaskan agar pustakawan bangga dengan profesinya. Menurutnya, profesi pustakawan sejajar dengan dosen atau bahkan ilmuwan yang seringkali dibantunya.
"Pustakawan yang ideal adalah seorang yang profesional yang tak hanya puas memberikan informasi terhadap ilmuwan saja, tapi juga mampu menjadi seorang ilmuwan," katanya.
Menurutnya, hal tersebut bisa dilakukan dengan mengeluarkan apa yang ada di pikirannya dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, seorang pustakawan bisa disebut dengan profesional.
Saat ini, profesi pustakawan yang merupakan jabatan fungsional tak banyak diminati oleh orang. Biasanya orang akan lebih melirik jabatan struktural yang menjanjikan kenaikan jabatan berkala.
Kirim Komentar