![](/images/upload/sebumi%204.jpg)
Puluhan massa yang mengatasnamakan Serikat Kebudayaan Masyarakat Indonesia (SeBUMI) menggelar aksi unjuk rasa turun ke jalan dari Tugu Yogyakarta menuju Kantor Pos Besar Yogyakarta, Selasa (23/3).
Massa menyatakan untuk memerangi lima musuh rakyat Indonesia yakni imperialisme, pemerintahan SBY-Boediono, sisa orba, reformasi gadungan, dan militerisme
Dalam aksinya, massa mengusung boneka babi raksasa berwarna hitam dan bertuliskan SBY dari Tugu menuju Kantor Pos Besar. Aksi tersebut juga sebagai Deklarasi Nasional SeBUMI.
"Babi yang kami arak ini merepresentasikan pemerintahan RI SBY-Boediono yang tidak melihat kondisi rakyat yang sebenarnya. Mereka seperti babi yang berjalan lurus tanpa memikirkan sekitarnya," kata Ketua Umum SeBumi, Yuda Agung Samudra di sela-sela aksi di Tugu Yogyakarta, Selasa (23/3).
Selain menugusung boneka babi, massa juga membawa poster dan mengenakan topeng kepala babi yang mewakili sejumlah menteri yang ada dalam kabinet SBY-Boediono serta sejumlah pejabat.
"Menteri-menteri di kabinet juga sama saja. Mereka tidak anti kapitalisme dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengeluarkan bangsa dari keterpurukan," tambahnya.
Agung mengatakan terbukti ditengah kondisi krisis saat ini kebijakan-kebijakan yang diambil malah menjerumurkan rakyat dan menguntungkan para pemodal-pemodal besar sehingga rakyat harus kehilangan kesempatan kerja, terutama setelah diberlakukannya FTA Asean-China justru mengancam kehancuran manufaktur, jasa, pertanian dan lain-lain.
Untuk itu SeBumi mendesak pemerintahan SBY-Boediono segera dibubarkan beserta kabinetnya, yang diberi julukan Babinet oleh SeBUMI. Selain itu segera tolak menolak penggusuran terhadap perumahan dan lahan rakyat, menurunkan harga sembako, memperluas lapangan pekerjaan, menaikkan pendapatan kaum buruh sesuai Kebutuhan Hidup Layak (KHL), kesehatan gratis untuk rakyat, melibatkan rakyat dalam pengambilan putusan, kebebasan berorganisasi rakyat, mencabut undang-undang dan Perda yang antu rakyat miskin, menolak UU BHP Tolak Komersialisasi terhadap pendidikan nasional serta membuka ruang demokrasi seluas-luasnya dalam penyelesaian daerah konflik.
Pada saat melakukan longmarch, massa sempat bentrok dengan aparat kepolisian yang mengamankan aksi tersebut. Pihak keamanan berdalih massa demonstran mengganggu pengguna jalan karena mereka memenuhi Jalan Malioboro.
Puncaknya terjadi ketika massa sampai di Kantor Pos Besar Yogyakarta. Massa yang berniat membakar boneka babi dilarang oleh pihak kepolisina. Akhirnya bentrok pun tak terhindarkan. Pihak keamanan harus menggunakan water canon untuk mematikan api dan melumpuhkan massa.
Kirim Komentar