![](/images/upload/ngasem.jpg)
"Pemkot memang sudah memberitahukan tentang kepindahan tempat ini dan sudah diputuskan sejak awal, jadi saya sih setuju-setuju saja karena itu sudah peraturan. Tapi saya pribadi tidak ingin pindah karena takut pelanggan nantinya hilang," kata Giyanto, seorang pedagang anggota Kelompok Perkutut Paguyuban Pedagang Pasar Ngasem di los perkutut miliknya, Jumat (26/3).
Hal tersebut bukannya tanpa alasan. Akhir-akhir ini saja, menjelang relokasi, pelanggan Giyanto perlahan mulai menghilang. Ketakutan pedagang yang telah serjualan di Pasar Burung Ngasem selama sekitar 30 tahun ini semakin menjadi jika nantinya pindah ke lokasi yang baru.
"Dalam satu hari saja kadang tidak ada yang datang, kalau ada juga hanya membeli satu atau dua perkutut seharga Rp 50 ribu," ujarnya seraya memberik makan burung perkutut dagangannya.
Sementara itu terkait dengan biaya ganti rugi dan tempat dagangan yang baru nanti, Giyanto mengaku tidak mendapatkan uang ganti rugi, tapi dijanjikan Pemkot akan mendapatkan tempat seperti apa yang saat ini mereka tempati.
"Kami akan mendapatkan per los sesuai tempat semula kami di Ngasem, seperti saya mempunyai empat los di sini, nanti akan diganti empat los juga di pasar yang baru," tandasnya.
Nantinya, setiap pedagang akan mendapatkan tempat baru tanpa biaya sewa setelah sebelumnya mengambil lotere secara acak agar adil, untuk kemudian menempatinya sesuai dengan jenis hewan dan barang dagangannya.
Baru jika ada pedagang yang berkeinginan untuk melebarkan losnya, Pemkot akan memungut biaya tambahan sesuai dengan luas tempat baru yang diinginkan pedagan yang bersangkutan.
Kirim Komentar