Dua orang perwakilan SMA dari 307 yang berhasil lolos program Penjaringan Bibit Unggul melalui Penjaringan Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM), Trianto dan Piki Wulandari menyatakan rasa kegembiraan mereka telah dapat diterima di UGM sekaligus di jurusan yang mereka idam-idamkan dengan gratis hingga delapan semester ke depan.
"Saya sangat bangga dan senang sekali bisa diterima menjadi mahasiswa UGM tanpa harus tes dan tanpa biaya dengan PBUTM dan sesuali pilihan" kata Trianto, yang diterima di program studi Teknik Elektro Fakultas Teknik UGM.
Trianto, siswa asal Kebun Kulon, Wirokerten Banguntapan Bantul ini bersyukur masih bisa meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Siswa yang sebelumnya bersekolah di SMA 2 Banguntapan Jurusan IPA ini mendapakan pendidikan gratis selama delapan semester dengan dibebaskan biaya Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP), Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dan Sumbangan Pengembangan Mutu Akademi (SPMA).
"Ke depannya saya ingin menjaga nilai tiap semester karena setiap tahun akan diadakan evaluasi, jika prestasinya menurun beasiswa akan dicabut," ujar Trianto yang merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara dari Almarhum Mujiono dan Mujiah yang bekerja sebagai buruh pembuat emping ini dengan optimis.
Setiap sekolah dipilih dua orang dengan mempertimbangkan nilai akademis selama duduk di bangku SMU. Selain Trianto, di SMA 2 Banguntapan Bantul juga dipilih siswa dari Jurusan IPS bernama Piki Wulandari.
Dalam kesempatan yang sama, siswi yang juga masuk dalam PBUTM asal Grojokan Pandowoharjo Sleman, Wulandari yang bersekolah di SMA 1 Sleman Jurusan IPA senada dengan Trianto mengungkapakan kegembiraaanya dapat diterima di program studi Ilmu dan Industri Peternakan Fakultas Peternakan UGM tanpa biaya.
"Sebelum memilih jurusan terlebih dahulu saya berkonsultasi ke guru Bimbingan Konseling (BK) yang ada di sekolah, karena sangat menyukai pelajaran Matematika, Kimia, Biologi dan Fisika akhirnya saya memutuskan memilih prodi Ilmu dan Industri Peternakan," ujar anak seorang sopir pribadi bernama Hariyanto dan Sarti yang merupakan ibu rumah tangga biasa.
Mengenai nilai akademis yang harus dipertahankan selama menjadi mahasiswa UGM nantinya, Wulan tidak menjadikannya sebagai sebuah beban dan optimis serta tidak terpaksa menjalaninya agar hasilnya nanti maksimal. "Nilai harus sabil agar beasiswa tidak dicopot, itu memang berat tapi harus dijalani dengan percaya diri," ujarnya.
Mengenai program beasiswa sendiri Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D mengatakan setiap tahunnya UGM sudah mengalokasikan dana beasiswa bagi 9000 mahasiswa program SI setiap tahunnya. Disamping itu juga telah ada beasiswa Bidik Misi untuk 500 orang, beasiswa PBUTM bagi 309 dan 1000 beasiswa SPMA untuk mendapatkan bibit-bibit unggul yang berkualitas.
"UM UGM juga dikombinasikan dengan proses-proses penjaringan masuk lainnya karean UGM ingin menjadi mini Indonesia dengan adanya diversifikasi atau keragaman mahasisaw yang ada di UGM baik dari DIY sendiri maupun daerah-daerah lain," ujar Sudjarwadi.
Ditambahkannya UGM memang dirancang agar seluruh lapisan masyarakat untuk dapat masuk didalamnya sekaligus menjadi mirror atau cerminan universitas lain untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang tidak kaget dengan pluralisasi. Kualitas sudah banyak sekarang dibutuhkan solusi untuk menampung kualitas tersebut agar lebih terasah dan siap bertempur menghadapi segala gempuran kehidupan dengan matang.
"Saya sangat bangga dan senang sekali bisa diterima menjadi mahasiswa UGM tanpa harus tes dan tanpa biaya dengan PBUTM dan sesuali pilihan" kata Trianto, yang diterima di program studi Teknik Elektro Fakultas Teknik UGM.
Trianto, siswa asal Kebun Kulon, Wirokerten Banguntapan Bantul ini bersyukur masih bisa meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Siswa yang sebelumnya bersekolah di SMA 2 Banguntapan Jurusan IPA ini mendapakan pendidikan gratis selama delapan semester dengan dibebaskan biaya Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP), Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dan Sumbangan Pengembangan Mutu Akademi (SPMA).
"Ke depannya saya ingin menjaga nilai tiap semester karena setiap tahun akan diadakan evaluasi, jika prestasinya menurun beasiswa akan dicabut," ujar Trianto yang merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara dari Almarhum Mujiono dan Mujiah yang bekerja sebagai buruh pembuat emping ini dengan optimis.
Setiap sekolah dipilih dua orang dengan mempertimbangkan nilai akademis selama duduk di bangku SMU. Selain Trianto, di SMA 2 Banguntapan Bantul juga dipilih siswa dari Jurusan IPS bernama Piki Wulandari.
Dalam kesempatan yang sama, siswi yang juga masuk dalam PBUTM asal Grojokan Pandowoharjo Sleman, Wulandari yang bersekolah di SMA 1 Sleman Jurusan IPA senada dengan Trianto mengungkapakan kegembiraaanya dapat diterima di program studi Ilmu dan Industri Peternakan Fakultas Peternakan UGM tanpa biaya.
"Sebelum memilih jurusan terlebih dahulu saya berkonsultasi ke guru Bimbingan Konseling (BK) yang ada di sekolah, karena sangat menyukai pelajaran Matematika, Kimia, Biologi dan Fisika akhirnya saya memutuskan memilih prodi Ilmu dan Industri Peternakan," ujar anak seorang sopir pribadi bernama Hariyanto dan Sarti yang merupakan ibu rumah tangga biasa.
Mengenai nilai akademis yang harus dipertahankan selama menjadi mahasiswa UGM nantinya, Wulan tidak menjadikannya sebagai sebuah beban dan optimis serta tidak terpaksa menjalaninya agar hasilnya nanti maksimal. "Nilai harus sabil agar beasiswa tidak dicopot, itu memang berat tapi harus dijalani dengan percaya diri," ujarnya.
Mengenai program beasiswa sendiri Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D mengatakan setiap tahunnya UGM sudah mengalokasikan dana beasiswa bagi 9000 mahasiswa program SI setiap tahunnya. Disamping itu juga telah ada beasiswa Bidik Misi untuk 500 orang, beasiswa PBUTM bagi 309 dan 1000 beasiswa SPMA untuk mendapatkan bibit-bibit unggul yang berkualitas.
"UM UGM juga dikombinasikan dengan proses-proses penjaringan masuk lainnya karean UGM ingin menjadi mini Indonesia dengan adanya diversifikasi atau keragaman mahasisaw yang ada di UGM baik dari DIY sendiri maupun daerah-daerah lain," ujar Sudjarwadi.
Ditambahkannya UGM memang dirancang agar seluruh lapisan masyarakat untuk dapat masuk didalamnya sekaligus menjadi mirror atau cerminan universitas lain untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang tidak kaget dengan pluralisasi. Kualitas sudah banyak sekarang dibutuhkan solusi untuk menampung kualitas tersebut agar lebih terasah dan siap bertempur menghadapi segala gempuran kehidupan dengan matang.
Maaf mau tanya peluang PBUTM berapa ya kira" dan berapa daya tampung PBUTM UGM tahun 2020?
Halo kak mau tanya. Yang dimaksud beasiswa akan dicabut, apakah juga berdampak DO atau hanya tidak lagi mendapatkan tunjangan pendidikan?
Assalaamu'alaikum kk,mau nanya . seandainya kita lolos di jalur pbutm,kita basih bisa nggk kak daftar kip-k ?
assalammualaikum kak mau bertanya untuk jalur pbutm ugm kira kira memungkinkan gak kalo kita linjur (ipa-ips)? terus kuota buat pbutm sendiri kira kira berapa ya kak ? terimakasih ðŸ‘ðŸ»
assalamu'alaikum kakk, mau tanya, untuk jalur pbutm ugm itu untuk khusus daerah jogja atau diluar jogja juga bisa ya kak?mohon dijwb ya kakðŸ™
Kirim Komentar