Tak hanya difilmkan, kisah kehidupan cendekiawan muslim pendiri organisasi Islam moderen Muhammadiyah, KH. Ahmad juga menarik penulis Akmal Nasery Basral untuk mengangkatnya ke dalam sebuah buku dengan buku yang sama yaitu "Sang Pencerah".
Buku terbitan Mizan tersebut memang tak jauh dari film "Sang Pencerah" karya Hanung Bramantyo. Bahkan, buku setebal 480 halaman tersebut memang dibuat berdasarkan skenario terbaru sutradaran asal Jogja itu.
Akmal menyatakan, selama ini banyak pihak yang telah akrab dengan nama KH. Ahmad Dahlan, meski demikian, cerita kesehariannya belum ada yang mendokumentasikann dalambentuk buku.
"Buku ini menghadirkan kisah tentang kehidupan KH. Ahmad Dahlan dari sisi manusiawinya yang mungkin belum banyak kita kenal. Bagaimana kehidupannya sejak kecil, hingga suka duka yang dialaminya, serta dilema-dilema batinnya dan pemikiran- pemikirannya," ujarnya.
Menurutnya, buku tersebut juga mengangkat tentang sejumlah kontroversi yang ada dari seorang pendobrak tradisi pada jamannya yang penuh liku.
"Mungkin ada beberapa buku biografi atau sejarah mengenai sosok kontroversial yang mengagumkan ini, namun tidak banyak yang bisa ikut menyelami kehidupan seoarang tokoh yang hanya disingkat sedemikian rupa," tuturnya.
Padahal, tambahnya, untuk mengenal dan memahami lebih dekat mengenai KH Ahmad Dahlan, akan lebih menarik jika dilakukan dengan cara yang lebih sederhana dan santai, seprti yang ada pada buku "Sang Pencerah".
Sementara itu sutradara dan penulis skenario Film Sang Pencerah, Hanung Bramantyo mengataka bahwa setiap kejadian yang berpengaruh dalam hidup KH Ahmad Dahlan diteliti secara seksama dan menyeluruh, untuk selanjutnya diterjemahkan dalam bahasa yang enak untuk dibaca.
"Itu menghasilkan sosok KH Ahamad dahlan yang dikisahkan dengan begitu cerdas, begitu nyata seolah-olah kita diajak langsung mengenal sosok pemuda yang bernama asli Muhammad Darwis ini," tuturnya.
Bagi yang hendak mengenal lebih dekat sosok KH. Ahmad Dahlan, buku "Sang Pencerah" adalah buku wajib bagi mereka. Kisah kesehariannya akan memberikan nuansa yang lebih intim dengan pemuda yang meluruskan arah kiblat masjid di kampunya tersebut.
Buku terbitan Mizan tersebut memang tak jauh dari film "Sang Pencerah" karya Hanung Bramantyo. Bahkan, buku setebal 480 halaman tersebut memang dibuat berdasarkan skenario terbaru sutradaran asal Jogja itu.
Akmal menyatakan, selama ini banyak pihak yang telah akrab dengan nama KH. Ahmad Dahlan, meski demikian, cerita kesehariannya belum ada yang mendokumentasikann dalambentuk buku.
"Buku ini menghadirkan kisah tentang kehidupan KH. Ahmad Dahlan dari sisi manusiawinya yang mungkin belum banyak kita kenal. Bagaimana kehidupannya sejak kecil, hingga suka duka yang dialaminya, serta dilema-dilema batinnya dan pemikiran- pemikirannya," ujarnya.
Menurutnya, buku tersebut juga mengangkat tentang sejumlah kontroversi yang ada dari seorang pendobrak tradisi pada jamannya yang penuh liku.
"Mungkin ada beberapa buku biografi atau sejarah mengenai sosok kontroversial yang mengagumkan ini, namun tidak banyak yang bisa ikut menyelami kehidupan seoarang tokoh yang hanya disingkat sedemikian rupa," tuturnya.
Padahal, tambahnya, untuk mengenal dan memahami lebih dekat mengenai KH Ahmad Dahlan, akan lebih menarik jika dilakukan dengan cara yang lebih sederhana dan santai, seprti yang ada pada buku "Sang Pencerah".
Sementara itu sutradara dan penulis skenario Film Sang Pencerah, Hanung Bramantyo mengataka bahwa setiap kejadian yang berpengaruh dalam hidup KH Ahmad Dahlan diteliti secara seksama dan menyeluruh, untuk selanjutnya diterjemahkan dalam bahasa yang enak untuk dibaca.
"Itu menghasilkan sosok KH Ahamad dahlan yang dikisahkan dengan begitu cerdas, begitu nyata seolah-olah kita diajak langsung mengenal sosok pemuda yang bernama asli Muhammad Darwis ini," tuturnya.
Bagi yang hendak mengenal lebih dekat sosok KH. Ahmad Dahlan, buku "Sang Pencerah" adalah buku wajib bagi mereka. Kisah kesehariannya akan memberikan nuansa yang lebih intim dengan pemuda yang meluruskan arah kiblat masjid di kampunya tersebut.
Kirim Komentar