Direktur Cellsbutton #04, Venzha menyatakan, penyelenggaraan Cellsbutton #04 tahun ini yang digelar pada 27 Juli hingga 7 Agustus mendatang dinilai menawarkan karya yang lebih beragam.
"Secara isu lokal, tema yang diangkat kali ini lebih luas. Selain itu peserta yang turut berpartisipasi juga lebih banyak, khususnya yang berasal dari luar negeri," katanya di House of Natural Fiber (HONF) Lab, Jl. Wora-wari Yogyakarta, Selasa (3/8).
Pada penyelenggarannya kali ini, Cellsbutton #04 mengundang sejumlah seniman internasional, peneliti, dan pengajar untuk menampilkan karya-karya mereka sekaligus berbagi pengetahuan dengan masyarakat Indonesia, khususnya warga Yogyakarta.
"Ada sekitar 34 peserta dari luar negeri yang tahun ini turut serta dalam Cellsbutton #04. Nantinya mereka akan menggelar pameran, workshop, presentasi, diskusi, riset, performance, hingga konser tak hanya di laboratorium riset saja, tapi juga di sejumlah kampus di Jogja," tuturnya.
Ke-34 peserta dari luar negeri tersebut akan membagi ilmu mereka di sebanyak 18 tempat di Jogja seperti Sevensoul Distro and Cafe, Republic Club, HONF Lab, UKDW, Insada Community, UGM, Kersan Art Space, LIP, IVAA, Embassy Club, Cemeti Art HOuse, dll.
Venzha menambahkan, saat ini keberadan Cellsbutton di dunia internasional cukup mendapatkan tempat. Meski demikian, pihaknya mengaku reputasi tersebut bukanlah menjadi tujuan utama digelarnya Cellsbutton hingga keempat kalinya tahun ini.
"Yang terpenting adalah bagaimana Cellsbutton menggali dan mengeksplorasi potensi lokal tentang inter disiplin program, yang saat ini mungkin belum cukup populer di Indonesia," terangnya.
Sementara itu salah satu peserta Cellsbutton #04 dari Swiss, Marc Dusseiller menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan new media art khususnya di Jogja. Menurutnya, peserta yang mengangkat biotechnology tersebut, pertumbuhan seni media baru di Jogja cukup mengesankan.
Cellsbutton adalah salah satu wahana yang ditempuh oleh The House of Natural Fiber (HONF): Yogyakarta New Media Art Laboratory untuk memeperkenalkan seni media art atau new media art yang fokus dalam pengembangan dan pemberdayaan seni, iptek, dan komunitas.
"Cellsbutton adalah festival media art bertaraf internasional pertama di kawasan Asia Tenggara yang bekerja aktif dalam dunia pendidikan. Cellsbutton mengebangkan rogram intensif yang melibatkan berbagi institui pendidikan, komunitas kreatif, institusi seni, dan lembaga penelitian," terangnya.
Cellsbutton diharapkan menjadi jalur bagi seni media baru khususnya di Jogja untuk memperkenalkan konsep dan perspektif baru di bidang seni dan teknologi pada sendi-sendi sosial budaya.
"Secara isu lokal, tema yang diangkat kali ini lebih luas. Selain itu peserta yang turut berpartisipasi juga lebih banyak, khususnya yang berasal dari luar negeri," katanya di House of Natural Fiber (HONF) Lab, Jl. Wora-wari Yogyakarta, Selasa (3/8).
Pada penyelenggarannya kali ini, Cellsbutton #04 mengundang sejumlah seniman internasional, peneliti, dan pengajar untuk menampilkan karya-karya mereka sekaligus berbagi pengetahuan dengan masyarakat Indonesia, khususnya warga Yogyakarta.
"Ada sekitar 34 peserta dari luar negeri yang tahun ini turut serta dalam Cellsbutton #04. Nantinya mereka akan menggelar pameran, workshop, presentasi, diskusi, riset, performance, hingga konser tak hanya di laboratorium riset saja, tapi juga di sejumlah kampus di Jogja," tuturnya.
Ke-34 peserta dari luar negeri tersebut akan membagi ilmu mereka di sebanyak 18 tempat di Jogja seperti Sevensoul Distro and Cafe, Republic Club, HONF Lab, UKDW, Insada Community, UGM, Kersan Art Space, LIP, IVAA, Embassy Club, Cemeti Art HOuse, dll.
Venzha menambahkan, saat ini keberadan Cellsbutton di dunia internasional cukup mendapatkan tempat. Meski demikian, pihaknya mengaku reputasi tersebut bukanlah menjadi tujuan utama digelarnya Cellsbutton hingga keempat kalinya tahun ini.
"Yang terpenting adalah bagaimana Cellsbutton menggali dan mengeksplorasi potensi lokal tentang inter disiplin program, yang saat ini mungkin belum cukup populer di Indonesia," terangnya.
Sementara itu salah satu peserta Cellsbutton #04 dari Swiss, Marc Dusseiller menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan new media art khususnya di Jogja. Menurutnya, peserta yang mengangkat biotechnology tersebut, pertumbuhan seni media baru di Jogja cukup mengesankan.
Cellsbutton adalah salah satu wahana yang ditempuh oleh The House of Natural Fiber (HONF): Yogyakarta New Media Art Laboratory untuk memeperkenalkan seni media art atau new media art yang fokus dalam pengembangan dan pemberdayaan seni, iptek, dan komunitas.
"Cellsbutton adalah festival media art bertaraf internasional pertama di kawasan Asia Tenggara yang bekerja aktif dalam dunia pendidikan. Cellsbutton mengebangkan rogram intensif yang melibatkan berbagi institui pendidikan, komunitas kreatif, institusi seni, dan lembaga penelitian," terangnya.
Cellsbutton diharapkan menjadi jalur bagi seni media baru khususnya di Jogja untuk memperkenalkan konsep dan perspektif baru di bidang seni dan teknologi pada sendi-sendi sosial budaya.
Kirim Komentar