Tahun ini, Yogyakarta Contemporary Music Festival (YCMF) akan kembali digelar. Rencananyan, festival musik kontemporer internasional tersebut akan berlangsung di Pasca Sarjana ISI Yogyakarta dan LIP Yogyakarta pada 20-22 Oktober 2010 mendatang.
Direktur YCMF, Michael Asmara menyatakan, festival tahunan yang diselenggarakan oleh Komunitas Komponis Independent Yogyakarta atau Independent Composers Community Yogyakarta (ICCY) itu tetap bertujuan untuk memberikan wadah dan kesempatan bagi para komponis, pemain, musikolog, dan mahasiswa musik diutamakan dari Asia serta dari negara di luar Asia yang dipengaruh oleh musik Asia.
"Diharapkan, seluruh musisi akan bisa bertemu, bertukar ide, maupun formula serta menginspirasi satu dengan yang lain dalam hal musik kontemporer," ujarnya, Selasa (19/10).
Melalui YCMF, musisi diharapkan tak hanya mampu membuka jejaring kerja, tapi juga bisa menambah pengetahuan, ketrampilan bagi para pemain muda, khususnya komponis muda Indonesia. Dari situ akan terjadi alih ketrampilan dan persahabatan yang nantinya sangat bermanfaat bagi kemajuan musikal para peserta itu sendiri.
Pada pelaksanaannya nanti, YCMF akan diisi dengan workshop dan diskusi panel untuk itu akan diberikan oleh para pemain maupun komponis senior baik dari dalam maupun luar negeri.
"Karena bagaimanapun, karya baru merupakan bagian dari hasil budaya masa kini yang tidak dapat dipisahkan dari interaksi budaya global. Oleh karenanya, posisi karya baru menjadi penting dalam memperkaya khasanah budaya dunia," tuturnya.
Rencananya, YCMF akan tak hanya akan menampilkan karya komponis muda maupun senior Indonesia, juga karya-karya komponis mancanegara dari negara-negara Asia, seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Jepang, China, Taiwan, Korea, Iran, Australia, Selandia Baru, serta beberapa negara Eropa seperti Prancis, Belanda, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat. Selama tiga hari, mereka diharapkan bisa saling berinteraksi dengan para komponis dan pemain dari Indonesia.
Selain itu, festival ini pastinya akan diisi dengan konser, workshop dan seminar, dan sayembara komposisi bagi komponis muda Indonesia yang lahir setelah tahun 1985. Sayembara tersebut untuk memotivasi dan dorongan sehingga misi yang diemban, yaitu sebagai pembelajaran akan lebih tepat sasaran.
"Festival ini tidak hanya menghadirkan para komponis muda namun juga para audiens muda Yogyakarta dari berbagai kalangan. Oleh karenanya kami tidak menjual tiket masuk," paparnya.
Direktur YCMF, Michael Asmara menyatakan, festival tahunan yang diselenggarakan oleh Komunitas Komponis Independent Yogyakarta atau Independent Composers Community Yogyakarta (ICCY) itu tetap bertujuan untuk memberikan wadah dan kesempatan bagi para komponis, pemain, musikolog, dan mahasiswa musik diutamakan dari Asia serta dari negara di luar Asia yang dipengaruh oleh musik Asia.
"Diharapkan, seluruh musisi akan bisa bertemu, bertukar ide, maupun formula serta menginspirasi satu dengan yang lain dalam hal musik kontemporer," ujarnya, Selasa (19/10).
Melalui YCMF, musisi diharapkan tak hanya mampu membuka jejaring kerja, tapi juga bisa menambah pengetahuan, ketrampilan bagi para pemain muda, khususnya komponis muda Indonesia. Dari situ akan terjadi alih ketrampilan dan persahabatan yang nantinya sangat bermanfaat bagi kemajuan musikal para peserta itu sendiri.
Pada pelaksanaannya nanti, YCMF akan diisi dengan workshop dan diskusi panel untuk itu akan diberikan oleh para pemain maupun komponis senior baik dari dalam maupun luar negeri.
"Karena bagaimanapun, karya baru merupakan bagian dari hasil budaya masa kini yang tidak dapat dipisahkan dari interaksi budaya global. Oleh karenanya, posisi karya baru menjadi penting dalam memperkaya khasanah budaya dunia," tuturnya.
Rencananya, YCMF akan tak hanya akan menampilkan karya komponis muda maupun senior Indonesia, juga karya-karya komponis mancanegara dari negara-negara Asia, seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Jepang, China, Taiwan, Korea, Iran, Australia, Selandia Baru, serta beberapa negara Eropa seperti Prancis, Belanda, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat. Selama tiga hari, mereka diharapkan bisa saling berinteraksi dengan para komponis dan pemain dari Indonesia.
Selain itu, festival ini pastinya akan diisi dengan konser, workshop dan seminar, dan sayembara komposisi bagi komponis muda Indonesia yang lahir setelah tahun 1985. Sayembara tersebut untuk memotivasi dan dorongan sehingga misi yang diemban, yaitu sebagai pembelajaran akan lebih tepat sasaran.
"Festival ini tidak hanya menghadirkan para komponis muda namun juga para audiens muda Yogyakarta dari berbagai kalangan. Oleh karenanya kami tidak menjual tiket masuk," paparnya.
Kirim Komentar