Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta akan menggelar Jogjakarta Karawitan Festival (Jogjakarfest) pada 18-19 Desember 2010 mendatang, di Concert Hall ISI Yogyakarta, Jl. Parangtritis, Sewon, Bantul Yogyakarta.
Menurut Ketua Panitia Jogjakarfest Siswadi, festival non kompetisi tersebut dengan konsep karawitan tradisional itu akan menghadirkan karya tiga maestro karawitan Jawa yaitu Ki Tjokrowasito, Ki Martopangrawit, dan Ki Nartosabdo.
Ketiga tokoh tersebut dinilai laik untuk diberikan apresiasi karena mereka dianggap telah berjasa dalam dunia karawitan di lingkungannya pada masanya masin-masing.
"Karya ketiga maestro itu akan dimainkan oleh mahasiswa ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, dan Kelompok Karawitan Cahyo Laras dari Klaten," ujarnya di Yogyakarta, Kamis (16/12).
Siswadi menambahkan, masing-masing lembaga tersebut merupakan perwakilan dari ketiga maestro yang berasal dari Yogyakarta, Surakarta, dan Klaten.
"Kalau Ki Tjokrowasito dulu adalah abdi di Puro Pakualaman. Ki Martopangrawit orang Solo yang dekat dengan dunia pendidikan. Sedangkan Ki Nartosabdo dikenal sangat dekat dengan masyarakat," paparnya.
Siswadi berharap, Jogjakarfest bisa kembali menyadarkan masyarakat bahwa karawitan adalah salah satu harta berharga khususnya bagi masyarakat Jawa untuk terus dilestarikan.
"Seharunya, karawitan dan gamelan bisa musik di rumahnya sendiri yaitu Jawa. Kalau tidak, suatu saat nanti kita mungkin harus pergi ke negeri orang untuk belajar karawitan," katanya.
Menurut Ketua Panitia Jogjakarfest Siswadi, festival non kompetisi tersebut dengan konsep karawitan tradisional itu akan menghadirkan karya tiga maestro karawitan Jawa yaitu Ki Tjokrowasito, Ki Martopangrawit, dan Ki Nartosabdo.
Ketiga tokoh tersebut dinilai laik untuk diberikan apresiasi karena mereka dianggap telah berjasa dalam dunia karawitan di lingkungannya pada masanya masin-masing.
"Karya ketiga maestro itu akan dimainkan oleh mahasiswa ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, dan Kelompok Karawitan Cahyo Laras dari Klaten," ujarnya di Yogyakarta, Kamis (16/12).
Siswadi menambahkan, masing-masing lembaga tersebut merupakan perwakilan dari ketiga maestro yang berasal dari Yogyakarta, Surakarta, dan Klaten.
"Kalau Ki Tjokrowasito dulu adalah abdi di Puro Pakualaman. Ki Martopangrawit orang Solo yang dekat dengan dunia pendidikan. Sedangkan Ki Nartosabdo dikenal sangat dekat dengan masyarakat," paparnya.
Siswadi berharap, Jogjakarfest bisa kembali menyadarkan masyarakat bahwa karawitan adalah salah satu harta berharga khususnya bagi masyarakat Jawa untuk terus dilestarikan.
"Seharunya, karawitan dan gamelan bisa musik di rumahnya sendiri yaitu Jawa. Kalau tidak, suatu saat nanti kita mungkin harus pergi ke negeri orang untuk belajar karawitan," katanya.
Kirim Komentar