![](/images/upload/20110224_Tecollabo-2.gif)
Kegiatan ini diikuti oleh 10 peserta dari Jepang yang masing-masing memiliki keahlian berbeda dalam bidang kerajinan tenun, aroma terapi dan salah seorang diantaranya merupakan dosen. Yogyakarta sendiri juga menampilkan hasil karya kain tenun dari beberapa UKM binaan beberapa BUMN. Hosoo Masao selaku Vice President Hoso Co.Ltd mengungkapkan bahwa kerjasama ini merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan ekonomi UKM kedua negara.
Event ini merupakan salah satu kegiatan untuk membantu recovery terhadap kota Yogyakarta pasca erupsi merapi Oktober 2010 saat itu. Pameran yang dilaksanakan selama 3 hari ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Daerah Provinsi DIY TAZBIR, SH., M. Hum. dan GKR pembayun selaku ketua yayasan Royal Silk Foundation. GKR pembayun mengatakan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas produk, menjadi transfer teknologi antara Yogyakarta dan Kyoto serta meningkatkan potensi daerah Yogyakarta dibidang kerajinan tenun, batik, lurik, dan handycraft.
Tidak hanya bergelut dibidang kerajinan, Royal Silk Foundation juga membantu masyarakat Karang Tengah dalam mereboisasi hutan. Dimana kegiatan ini telah terlaksana dan berhasil menanam 6000 pohon. Kegiatan ini bertujuan untuk memajukan rencana pengembangan ulat sutera liar. Di masa depan, petani dapat memproduksi wildsilk sendiri, menenun tekstil, dan membuat kerajinan dari cangkang silkcocoon.
TE-COLLABO tidak hanya diselenggarakan di Yogyakarta saja, namun diselenggarakan juga di Kyoto secara bergantian. Pameran yang terbuka untuk masyarakat umum ini dilaksanakan dari Kamis-sabtu (24-26) Februari 2011.
Kirim Komentar