
Event tersebut, merupakan gelar kompetisi guide yang pertama kalinya diadakan di negara-
negara ASEAN. Dalam kesempatan itu, negara-negara seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Kamboja,
Myanmar, serta tuan rumah Indonesia terlibat dalam kompetisi itu.
Fatthurozi mengatakan bahwa profesinya sebagai pramuwisata merupakan panggilan dari hatinya
yang paling dalam. "Selama 15 tahun saya menggeluti profesi ini, hingga saat ini Saya menguasai Bahasa Indonesia, Inggris,
Spanyol dan Bahasa Sasak," ungkapnya saat setelah menerima piala dari Inspektur Jendral Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan
I Gusti Putu Laksaguna.
Menurutnya, pramuwisata tidak sekedar memberikan informasi kepada wisatawan. "Mereka harus
dan mampu melakukan aksi seperi developing, promoting and sustaining," jelas Faturrosi.


Sementara itu Chairman South East Asian Tourist Guide Asosiatio (SEATGA), I Nyoman Kandia
menjelaskan dengan adanya kompetisi ini, rencananya akan dibuat role model pramuwisata agar lebih mengenalkan wisata tidak
hanya di negarannya berasal tetapi wisata di tingkat ASEAN.
"Kami ingin mempromosikan Visit ASEAN untuk menjual bermacam tempat wisata melalui kemapuan
pramuwisata sebagai sosok esensial dalam perkembangan dan pengenalan pariwisata dengan tetap mengutamakan local wisdom dalam
artian yang lebihh luas, " Pungkasnya.
Kirim Komentar