
Dalam kesempatan itu, Siraman dilaksanakan oleh 7 orang terdekat, baik itu keluarga, orang yang dituakan serta dihormati, jumlah tujuh dimaksudkan pitu dalam bahasa jawa yang berarti memberi pitulungan atau menolong. Siraman pertama kepada calon pengantin wanita dilakukan oleh Sri Sultan kemudian dilanjutkan oleh Ratu Hemas. Setelah itu, pihak keluarga mengikuti beserta kerabat yang lain. Hal serupa juga dilakukan oleh pihak calon pengantin pria.
Upacara Siraman dilakukan kepada calon kedua mempelai dimaksudkan agar dalam saat pernikahan berada dalam keadaan suci, bersih lahiriah maupun batin. "Tidak ada lagi hal yang bersifat buruk harus laras, leres dan lurus, lila legowo, begitulah filosofinya," Jelas Koordinator Panitia Royal Wedding Kraton Yogyakarta, KRT Yudhahadiningrat kepada Tim Gudegnet.
Dalam Siraman tersebut, telah dipersiapkan beberapa bejana yang berisi air dari tujuh sumber yang didalamnya ditaburi bunga sebanyak tujuh jenis. Orang terakhir yang yang melakukan Siraman adalah Pemaes yang akan menuangkan air kendi hingga habis dengan memecahkan kendi tersebut sembari berucap "Wis Pecah Pamore" yang berarti sudah cantik dan siap untuk menikah.
Kirim Komentar