![](/images/upload/20111126_tby.jpg)
Para agen rahasia (telik sandi) melakukan misinya dijaman pemberontakan Raden Mas Said di Jatisrana, Surakarta sebelum adanya perjanjian Giyanti kala itu. Bumbu kisah cinta yang tidak sampai antara Sanggit dan Pawestri menambah romantisme cerita tersebut. Sanggit yang harus berjuang demi Raden Mas Said harus kehilangan Pawestri yang saat itu mencintai Ndaru.
Pawestri yang digombali oleh Ndaru terpaksa membawa Sanggit keluar dari tempat
persembunyian dan akhirnya bisa menangkap Sanggit. Berhubung teman-teman Sanggit tahu akan kondisinya, Ia mendapatkan bantuan
dari teman-temannya dalam menumpas Ndaru.
Itulah sedikit sinopsis yang dipersembahkan kepada pemirsa festival ketoprak antar
kabupaten di Societet Militer Taman Budaya Yogyakarta jumat malam (25/11). Kontingen ketoprak asal Kulonprogo berhasil
memukau ratusan pengunjung yang hadir pada malam itu.
kisah cinta berlatarbelakang sejarah pada masa jelang Perjanjian Giyanti itu mendapatkan
respon positif dari para pemirsa yang terpukau akan permainan para aktor dan aktris kontingen ketoprak asal kota yang
terkenal dengan makanan Geblek dan Tempe Benguk ini.
Proses latihan grup sendiri memakan waktu sekitar 3 bulan lamanya. Dengan penuh semangat
mereka membawakan cerita untuk berambisi kembali meraih piala bergilir yang pada tahun 2010 silam didapatkan oleh kontingen
Kulonprogo tersebut.
"Kami berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik pada para pengunjung
dimalam ini," jelas Cahya Budiyana yang pada malam itu berperan sebagai salah satu prajurit Raden Mas Said.
Dukungan setting panggung yang bagus, tata lampu, dan garapan musik semakin membuat nuansa
cerita terbungkus apik dan enak untuk dinikmati. Cahya sendiri optimis kontingennya bisa meraih piala bergilir ditahun 2011
ini.
"Bila ditanya mengenai keterlibatan Saya difestival ketoprak, tentunya sangat bangga yah,
karena Saya bisa ikut terlibat dalam penggarapan ketoprak yang profesional dimana setiap orang memegang peranan penting dalam
pagelaran ketoprak ini," pungkas penyiar KR Radio Yogyakarta lulusan Akademi Komunikasi Indonesia kepada Tim Gudegnet.
Kirim Komentar