Perayaan Sekaten yang berlangsung di Alun-alun Utara Yogyakarta menjadi momentum berharga bagi seluruh umat Islam, tidak hanya itu, seluruh warga Jogja - Jateng pun turut merasakan kebahagiaannya. Sekaten selalu identik dengan permainan, awul-awul, telor merah dan Grebeg Maulud, tidak lengkap bila Anda tidak membawa pulang Kapal Othok-othok khas pantura. Kapal yang terbuat dari seng yang dikaitkan dengan patri ini, laris manis diarena pasar malam.
Sugiyo, pedagang kapal asal Cirebon, Jawa Barat ini mengaku telah 25 tahun menjual kapal yang bekerja memakai tekanan uap tersebut. Ia menceritakan kesetiaannya menjual dagangan yang tak pernah terkikis oleh majunya jaman. "Bisanya dagang yang dagang saja mas, kebetulan di Cirebon banyak yang membuat mainan seperti ini, jadi tidak ada salahnya kalau saya datang ke Jogja dan mengadu nasib menjual kapal itu," tukas Giyo menunjukkan sejumlah dagangan yang telah ia tata dengan rapinya.
Secara teknis, kapal ini mampu berjalan karena uap air yang berada di dalam kapal mendesak keluar lalu menimbulkan gerakan. Sebelum diluncurkan ke air, terlebih dahulu pipa diisi air secukupnya, kemudian seng pematik api diberi minyak kelapa secukupnya, setelah ketel yang ada didalam pipa tersebut panas, maka akan menimbulkan gerakan sekaligus bunyi otok-otok yang keluar dari meriam bagian dalam. Memang, kapal yang kuno ini bukan maianan murahan, namun tetap bernuansa teknis. hebat!
Selama puluhan tahun berjualan kapal. Giyo selalu mengalami pasang surut dalam menjual kapal tradisional itu. Ia mengaku era 90-an menjadi masa paling berjaya bagi kapal yang memiliki corak warna yang beragam tersebut. "Ya, kalau boleh dibilang saat ini peminatnya tidak sebanyak jaman dulu, tapi pembelinya ya ada saja," tambahnya.
Satu kapal otok-otok dibanderol Rp 10.000,00 lengkap dengan seng Kerucut (untuk memasukkan air ke pipa) beserta 1 buah seng pematiknya. Jika ingin diberi aksesoris seperti terkembang, pembeli dapat membelinya namun dengan selisih Rp 5.000,00 lebih mahal. Melalui usaha jualan tertsebut, Giyo hanya mendapatkan untung antara Rp 2.000,00 - Rp 3.000,00. Sedangkan untuk tempat, Giyo tidak membayar petak sewa ke panitia sekaten, cukup memberi iuran kebersihan saja. Tertarik membawa pulang kapal otok-otok? Silakan datang ke Sekaten.
permisi, kalau dijogja, alamat produksi kapal Kapal Othok-othok dimana ya? terimakasih.
Kirim Komentar