Siapa bilang difabel memiliki keterbatasan kreatifitas?! buktinya, Komunitas Kampung Halaman sukses membidani 19 orang penyandang keterbatasan. Video diary berdurasi 30 menit tersebut mengambil dua tema besar antara lain perang terhadap diskriminasi, stigma, serta perlindungan pada kaum disabilitas atas pekerjaan dan fasilitas umum yang kurang bersahabat.
Metode video diary tersebut dimaksudkan untuk membantu peserta mengenali pengalaman hidup kemudian disikapi secara bebas dan diolah sebagai alat advokasi. Peran penting video tersebut antara lain untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa kamum difabel itu mampu.
Fasilitator Kampung Halaman, Abu Juniarenta saat di XXI (11/12) mengatakan bahwa membantu disabilitas dalam membuat film merupakan pengalaman pertama sekaligus menarik. "Tidak ada bedanya saat kami memfasilitasi orang normal maupun dengan teman-teman difabel," jelasnya.
Hal tersebut juga diamini fasilitator lain, Arfan, yang mengaku banyak belajar dari kaum difabel dalam menganalisa serta berkomposisi melalui suara. "Hal yang kami lakukan adalah mempercayakan video ini pada mereka, dan terbukti teman-teman kita ini bisa," tambahnya.
Salah seorang bintang dalam film Job (un) Fair, Maria, turut serta ke Jogja dalam pemutaran film ini. Ia jauh-jauh dari Jakarta untuk sekedar berbagi cerita dengan kawan-kawan Jogja. Maria merupakan sosok difabel dengan penglihatan. Kesehariannya, dia bekerja sebagai staff General Affair di stasiun TV Indosiar. "Senang sekali bisa terlibat dalam pembuatan film ini, suatu saat jika ada kegiatan lain saya siap terlibat," tukasnya.
Peluncuran Video Diary yang berjudul Dimana Akses Kami? & Job (un) Fair di Jogja ini menandai launching ketiga setelah sebelumnya dilaksanakan di Jakarta pada 5 Desember dan Surabaya 9 Desember. film ini masuk pula dalam Festival Film Dokumenter (FFD) yang berlangsung hingga 14 Desember mendatang.
Hiburan
Difabel Piawai Buat Film

Kirim Komentar