Seni & Budaya

Gunungan Ini Sempat Distop Saat Pemerintahan HB IX

Oleh : Budi W / Senin, 00 0000 00:00
Gunungan Ini Sempat Distop Saat Pemerintahan HB IX



Ratusan masyarakat Yogyakarta mulai menyemut di halaman Pura Pakualaman. Tidak hanya orang tua, anak-anak dan orang dewasa pun telah menunggu datangnya Paringan Ndalem berupa paraden kakung (gunungan laki-laki) yang berasal dari Kraton Ngayogyakarta. Gunungan yang dikirab dari kraton tersebut jumlahnya hanya satu, namun orang yang ingin ngalap berkah cukup banyak. Seperti yang dilakukan Samsiati (40), warga Imogiri Bantul yang turut memperebutkan sayur kacang panjang yang tertempel di gunungan itu.

"Sebenarnya bukan syirik yang kami lakukan, sebatas turut melestarikan budaya yang ada disekitar kita saja," ungkap Samsi.

Selesai merebut isi gunungan, ia mendapat sebuah bilah bambu dan kacang panjang. Nantinya akan digunakan sebagai kenang-kenangan. Samsi mengaku kedatangannya untuk meramaikan budaya serta tradisi yang telah ada sejak jaman HB I itu. "Bukan mas, ya intinya ingin meramaikan saja," sanggahnya.

Memang, banyak orang menyalahgunakan hasil tangkapan saat grebeg yang selanjutnya disimpan agar mendapat berkah. "Bukan seperti itu, ini hanya simbolisasi saja bahwa pihak kraton memberi Paringan Dalem untuk disedekahkan, tradisi ini mengikuti kegemaran rasul Muhammad SAW yang senang bersedekah," jelas Penghageng Ongko Kalih Tepas Macapat Pura Pakualam, Mas Lurah Citro Panambang.

Semenjak adanya UUK DIY yang di sahkan 2012 silam, Pakualam mendapat 3 kali kesempatan Paringan Ndalem berupa gunungan kakung mulai dari perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri serta Idul Adha. Menurut Citro, kegiatan seperti ini menjadi momen terbaik untuk dapat meneladani akhlaq rasul. Hal ini sekaligus sebagai sarana mengikrarkan kembali jalinan kraton dengan Pura Pakualaman " ada hubungan erat yang sering disebut sebagai dwi tunggal," tambahnya.

Sekedar informasi, Pura Pakualaman mendapat Paringan Ndalem semenjak HB VII. Namun, pada era HB IX dihentikan karena perekonomian kala itu sedang tidak baik. Akhirnya, tahun 1994 dihidupkan kembali sampai akhirnya Paringan Ndalem yang hanya diberi pada perayaan Maulid Nabi ditambah saat lebaran syawal dan Lebaran Besar. (sumber dari wawancara langsung dengan Kanjeng Pangeran Haryo Indro Kusumo, Penghageng kawedanaan budaya & pariwisata Pura Pakualaman)


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini