
Pekan Budaya Tionghoa kembali digelar di kawasan Kampung Ketandan Yogyakarta. Acara yang berlangsung selama 5 hari tersebut diresmikan oleh Wakil Gubernur DIY, Paduka Sri Pakualam IX. Event tahunan yang telah memasuki kali ke sembilan ini mengambil sebuah tajuk yaitu "PBTY Melestarikan Budaya, Meneguhkan ke-Indonesiaan".
Hujan senin (10/02) malam itu cukup deras namun apresiasi masyarakat akan pagelaran ini tak surut meski harus basah dan berdesak-desakan. Pembukaan diawali oleh penampilan paduan suara yang secara bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya, selanjutnya diikuti pertunjukan adat serta budaya yang berbeda-beda seperti Aqeela Dance Company dengan tarian Betawinya, kesenian daerah lampung serta tarian kuda melayu.
"Seluruh penampil berasal dari latar belakang yang beranekaragam, tidak hanya kebudayaan Tionghoa saja yang dapat tampil diajang ini," jelas Panitia Pekan Budaya Tionghoa, Jimmy Sutanto.
Ia menjelaskan, sejak jaman pemerintahan Hindia-Belanda, penjajah mencoba sekuat tenaga memisahkan warga Tionghoa dengan orang pribumi dari berbagai segi kehidupan. Sehingga, PBTY tahun ini dapat menjadi sebuah semangat untuk mengenang kembali suasana kebersamaan.
Dilokasi terpisah, Kapolsek Gondokusuman, Kompol Heru Muslimin saat ditemu Tim Gudegnet mengatakan, jajarannya akan menyiagakan personil untuk memberikan pengamanan PBTY selama 5 hari kedepan. Acara yang dimulai jam 17 - 22 WIB tersebut mendapat pengawalan meski tidak ketat.
"Pengamanan akan kami maksimalkan meski hanya dengan 15 personil setiap hari," tutup Heru ramah.
Kirim Komentar