Jo, salah satu penggagas aksi Merti Kutho #2 sempat mendapat intimidasi oknum intel agar kegiatan tersebut dihentikan. Ia mengaku kaget mengapa aksi positif membersihkan bangunan cagar budaya dari vandalisme harus dipermasahkan. Dengan segenap upaya diplomasi, akhirnya sore itu, jam 15.00 WIB, puluhan remaja peduli heritage building tersebut akhirnya dapat bekerja secara gotong royong.
"Pagi sempat saya di telpon oknum intel, ia menginginkan aksi itu dihentikan, namun kami bersikeras dan usaha kami berhasil, ini kan kegiatan positif," terangnya.
Merti Kutho sendiri merupakan aksi yang terbentuk atas keresahan-keresahan akan aksi vandalisme yang semakin merajalela. Jejaring yang masuk didalamnya antara lain komunitas sepeda dan seniman street art Yogyakarta. Aksi yang berlangsung di Modiste Pini, Jl. Jend Sudirman No. 2 Yogyakarta tersebut pastinya mendapat perhatian warga yang kebetulan lewat di areal selatan Tugu.
"Sempat kaget, ini ada aksi apa kok banyak anak-anak muda berkumpul dan membersihkan rumah orang," ungkap Reti, salah seorang pengguna jalan.
Koordinator aksi Merti Kutho #2, Andrew Lumban Gaol, aksi ini merupakan bentuk protes pada pemerintah kota Yogyakarta yang akan mengeluarkan regulasi berkaitan dengan vandalisme. Menurutnya, penetapan peraturan itu dapat berdampak pada upaya mengekang kreativitas seniman baik itu mural dan juga street art.
"Kami meminta untuk dilibatkan dalam penentuan regulasi, karena sangat beda, antara vandalisme dan street art," jelasnya singkat.
Kegiatan yang berlangsung pada kamis (15/05) dari jam 15.00 hingga pukul 18.00 WIB tersebut antara lain membersihkan cat tembok dari poster, pamflet, hingga coretan yang ditempelkan pada dinding bangunan cagar budaya (BCB). Masing-masing beramai-ramai membersihkan kotoran tersebut. Hanya dalam kurun waktu 3 jam, bangunan post colonial itu bersih dan estetis.
Jika aksi mulia ini terus berjalan, tidak menutup kemungkinan Yogyakarta yang terkenal dengan kota yang kaya bangunan post colonial menjadi indah tanpa adanya coretan disana-sini. "Ini merupakan sebuah kolaborasi positif untuk turut menjaga, melestarikan bangunan cagar budaya di Yogyakarta agar bebas dari sampah visual," jelas Andrew.
Ia berharap Kebersamaan ini dapat muncul secara merata di banyak komunitas warga mengingat sebaran BCB berada di seluruh penjuru kota Yogyakarta sangat banyak.
Seni & Budaya
Oknum Aparat Sempat Intimidasi Aksi Merti Kutho

Kirim Komentar