Pertanyaan
Selamat pagi,
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada redaksi gudeg.net dan AISHA Parenting yang rajin mengasuh rubrik parenting.
Saya Shierly. Puji Tuhan anak saya sehat dan sekarang usianya 8 tahun. Sejak usia 5 tahun dia memang suka memberi pertanyaan, bahkan sanggahan saat saya memintanya melakukan sesuatu, semisal membersihkan kamar atau merapikan buku sekolah. Nah, kadang-kadang itu juga terjadi ketika ia harus berangkat sekolah. Pertanyaannya, "Kenapa saya sekolah?" lalu saat saya belum selesai menjawab ia sudah kembali tidur.
Kadang-kadang ya jengkel juga. Saya kadang ingin memberinya hukuman. Namun, saya sendiri bingung hukuman seperti apa yang pas bagi anak? Lalu, dalam kondisi seperti apa ia harus dihukum? Dalam konteks yang sama, bagaimana halnya dengan penghargaan atau rewards?
Demikian curhat saya. Semoga ini membantu ibu-ibu lain yang juga sedang "galau."
Salam,
Shierly, Timoho
Jawaban
Selamat pagi ibu Shierly,
Terima kasih ya sudah berbagi cerita.
Anak yang memberi pertanyaan atau sanggahan justru menunjukkan anak ibu adalah anak yang cerdas. Hal ini karena mereka membutuhkan alasan yang jelas mengapa mereka harus melakukan hal-hal tersebut. Ibu bisa memberi tahu secara perlahan alasan logis yang mudah diterima bagi anak, maka anak dengan sendirinya akan melakukan apa yang ibu perintahkan. Misalnya, saat anak menyanggah ketika disuruh merapikan tempat tidur, maka beri tahu mereka bahwa jika tempat tidur tidak mereka beres, maka ketika tidur mereka akan tidak nyaman, dan sebagainya.
Hukuman seperti apa yang paling cocok bagi anak? Mungkin ini yang seringkali menjadi pertanyaan bagi orang tua. Karena di satu sisi kita ingin memberi pelajaran bagi putra putri kita, namun di sisi lain kita takut akan dampak buruk yang ditimbulkan dari hukuman tersebut. Sebaiknya hal ini benar-benar kita pertanyakan kepada sendiri terlebih dulu.
Seni menghukum memang dibutuhkan karena salah salah hukuman yang kita berikan tidak mampu memberi pembelajaran bagi si anak sendiri. Hukuman berarti mewajibkan anak anda untuk tidak melakukan sesuatu, meskipun niatnya baik, tidak semua jenis hukuman dapat menyampaikan pesan anda kepada anak.
Memberi tahu mereka secara tegas agar mereka memahami apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan. Hukuman bagi anak seusia 8 tahun sepertinya cocok dengan memberikannya tugas tambahan. Selain lebih bermanfaat, mereka juga dapat memberikan hukuman secara halus bagi anak. Sehingga mereka tidak secara sadar dihukum sekaligus memberikan hal positif bagi mereka.
Intinya hindari memberikan hukuman secara fisik, karena sekecil apapun kekerasan secara fisik yang Ibu lakukan, akan lebih banyak berdampak buruk bagi anak Ibu. Belum lagi ketika meninggalkan trauma secara psikis terhadap anak ibu, penyembuhannya akan lebih sulit dan memerlukan waktu yang cukup lama.
Seiring adanya hukuman terhadap kesalahan yang dilakukan anak, ibu juga seharusnya mempertimbangkan adanya penghargaan / reward kepada anak atas prestasi yang mereka lakukan, pemberian prestasi ini tidak melulu harus berupa barang, terkadang apresiasi berupa ucapan saja sudah mampu memberi kebahagiaan tersendiri bagi anak.
Demikian yang bisa kami sampaikan. Semoga bermanfaat bagi ibu dan keluarga :)
Salam,
Aisha Parenting
www.aishaparenting.com
@twit_aisha
"We strive to engage mindful parents to develop good reading
and eating habits, as well as to stimulate creativity at home"
Kirim Komentar