Prosesi Tedak Siten saat Anak Mandi dengan Air Gege (Air yang dipanaskan dengan Sinar Matahari) diharapkan Anak menjadi kuat, kokoh dan Sehat
Upacara Tedak Siten di Yogyakarta berlangsung saat anak berusia Tujuh Lapan atau sekitar 8 bulan yang menjadi perlambang orang tua pada anak agar kelak sang anak menjadi putra yang mandiri, diberkahi dan direstui Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut anggota Dewan Kebudayaan Kota Yogya, Kas Iman Sukarjo, upacara ini awalnya berasal dari sikap hormat leluhur kita yang meneladani sikap Allah SWT saat menolong 7 nabi dan diselamatkan oleh Allah. Dengan adanya aktivitas tersebut, orang tua berharap Allah dapat menolong anaknya seperti saat menolong 7 orang nabi kala itu.
"Ada doa yang dipanjatkan para orang tua, agar anak yang diikutkan prosesi tedak siten selalu dalam keadaan selamat, mendapat pertolongan dari Allah hingga saat dewasa nanti si anak sejahtera," ungkapnya.
Tedak Siten sendiri merupakan aktivitas budaya Jawa dimana si anak yang baru berusia 8 bulan ini akan belajar duduk dan berjalan. Tedak beberti menginjak dan Siten berarti tanah. Banyak hal yang dipersiapkan orang tua dalam menjalankan ritual ini.
Awalnya, anak digendong dan dicuci bersih kakinya. Selanjutnya kaki ditapakkan ke 7 buah jadah yang memiliki warna beragam. Setiap warna memiliki arti yang berbeda, ungkap Pelaku Budaya Upacara Tedak Siten, HJ Tatik Sutadi.
"Jadah putih melambangkan kesucian dalam bersikap, merah melambangkan akan keberanian untuk membela kebenaran, hijau melambangkan kesuburan dan kebijaksanaan, dan lain sebagainya," tambah Tatik.
Kemudian anak diajak orang tua untuk menaiki 7 tangga yang melambangkan banyaknya hari yang akan dilalui semasa ia dewasa nanti. Senin hingga Minggu. Anak didudukkan diatas kursi yang berasal dari tebu yang diperlambangkan agar anak dapat mengecap manisnya hidup.
Prosesi selanjutnya yaitu anak dibawa menuju sebuah sangkar didalamnya diletakkan beberapa mainan seperti mobil, pulpen, stetoskop, uang dan lainnya. Diharapkan, saat dewasa nanti ia akan menjadi sosok anak yang pintar dalam mencari nafkah.
Selanjutnya anak dibimbing orang tua untuk mandi, berganti baju dan eyang bertugas menyebar udhik-udhik yang fungsinya nanti anak akan menjadi sosok yang tulus dapat membantu sesama.
Secara pasti, Tatik Sutadi melalui kegiatan Tedak Siten ini diharapkan, sang anak akan mendapat keselamatan, kepandaian, kesehatan, berada dalam aturan semestinya, tidak nakal dan menjadi anak manidiri dan berdaya guna bagi nusa dan bangsa.
Kirim Komentar